"Lihatlah, dia memang gila!"
Cherlin menggeram marah, saat dengan terang-terangan Riki mengakui alasan dari perbuatannya dengan raut datar seolah sedikit pun tanpa rasa bersalah. Bahkan sampai begitu histerisnya, wanita itu terlihat sangat sulit untuk sekedar bernapas dengan benar. Isak tangisnya begitu menderu dengan tubuh yang seketika merangkul Nathan untuk mencari tumpuan.
Melihatnya, jelas saja membuat Riki makin hancur. Ungkapan hatinya dari yang terdalam, seakan sama sekali tak di anggap sebagai suatu hal yang penting untuk sekedar di dengar. Egonya sebagai seorang pria yang sedikit pun tak menghendaki kedekatan wanitanya dengan sang lawan, membuatnya murka kemudian beranjak dari tempatnya dan menarik Cherlin dengan sentakan kasar.
"Akhhh... Hikss... Lepaskan aku, brengsek!" umpat Cherlin saat Nathan lepas tenaga, menyerahkan secara langsung rampasannya pada Riki yang mencengkram lengan atas wanita itu dengan begitu kasar.