Alasan Nathan yang rupanya lebih tepat saat terdesak. Merasa bangga pada dirinya sendiri, walau bagaimana pun ia bisa melihat Max bungkam setelah lebih dari tiga detik.
Mengikuti langkah, kemudian Nathan menempati sisi berlawanan Max yang sudah rapi dengan setelan tidurnya.
"Kalian banyak berbincang?"
"Ya, supaya kit- ah, maksudnya aku dan Cherlin semakin dekat dan mengenal kepribadian diri satu sama lain."
"Oh... Masih soal perjodohan kalian berdua, ya?"
Nathan pun membenci pembicaraan topik yang lagi-lagi di bahas. Kemudian mengulas senyum terpaksa untuk menutup keinginan terbesarnya memberenggut.
"Ehmm... Kau sedang apa sedari tadi, kenapa tak mendengar jika ada orang asing yang berjalan di lorong depan ruangan mu?" balas Nathan yang mengalihkan topik pembicaraan.
"Pekerjaan, memang apa lagi?"
"Oh, ku pikir kau tak ada di rumah, tadi," cicit Nathan tanpa sadar. Namun rupanya terdengar oleh Max yang kemudian menautkan alisnya.