"Lin! Aku ingin bicara dengan mu."
Max menghentikan langkah Cherlin tepat di depan pintu mobil yang sudah menunggunya. Riki yang berada di dekat mereka, kemudian menundukkan kepala untuk izin pergi memberikan ruang.
Wanita yang amat cantik dengan gaun terusan pendek khasnya itu kemudian membalikkan tubuhnya dengan pandangan malas. Bersandar di sisi kendaraan berwarna putihnya, dengan lengan bersendekap seolah tak mempunyai waktu lebih lama lagi untuk menunggu Max yang terlihat merangkai kata untuk memulai pembelaannya.
"Apakah brother hanya akan terus diam?" sampai akhirnya Cherlin merasa jengah. Langkahnya sudah akan beranjak pergi jika saja Max tak merapat dan memeluknya erat.
Wanita itu bahkan sampai terpaku di tempat, wajahnya seketika memanas dengan pelupuk matanya yang terasa berat.
Kemudian Cherlin melemparkan pandangannya untuk menghindar, tak lagi merasa peduli walau Max yang masih terus memaksanya membalas dengan takupan tangan besarnya pada rahang wanita itu.