Menghela napas jengah, nampaknya memang pelepasan itu yang amat cocok saat pandangan Nathan menangkap seseorang yang sama sekali tak ingin di temuinya akhir-akhir ini.
Kepala yang mulanya terangkat dari atas kertas putih yang penuh dengan coretan tinta, tak menunggu waktu terlalu lama lagi untuk melempar pandang dengan bola matanya yang memutar malas.
Rahangnya mengetat, gigi mengerat yang sampai membuat nampak berdenyut saat pendengarannya menangkap bunyi ketukan sepatu mahal. Lengannya yang memegang perintah kursor pada monitornya bahkan sampai menggenggam erat. Sungguh, Nathan benar-benar membenci situasi yang menariknya kembali pada kepatuhan yang mampu menghipnotisnya dalam satu waktu.