"Lepaskan aku, atau kau mau aku meneriaki mu penjahat dan membuat mu di hakimi massa, eh?"
"Coba saja kalau berani, kita lihat siapa sosok pemberani di sekitar sini yang mempunyai nyali tinggi untuk menghadapi anak buah ku yang sudah membentengi."
"Bangsat kau! Sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku, eh?!"
"Jangan pura-pura bodoh atau pun belagak linglung. Hanya ingin memboyong mu pulang pada pangkuan kakek mu yang telah menunggu dalam kesendirian."
Rian di kalahkan dalam beradu argumen, posisi lemahnya di kalahkan seketika oleh dominasi kehadiran pria bernetra tajam itu. Tak bisa lantas melarikan diri, seperti yang di katakan pria bernama Danu yang penuh dengan ancaman itu.
Bagaimana bisa Rian tak menyadari orang-orang yang berpakaian senada dengan wajah kakunya yang masih berhias kacamata hitam? Membentuk posisi menitik yang amat mustahil bisa membuatnya terlepas dengan mudah.