Nathan benar-benar tak bisa berbuat apa pun, kekuatannya kalah dari sang dominan yang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher miliknya. Makian kasar atau malah usahanya untuk melepaskan diri, agaknya masih tak sedikit pun di beri izin oleh Max yang makin mengetatkan pelukannya.
"Aku ingin kembali, jangan pedulikan siapa pun yang berniat mengusik kita."
Nathan masih saja menangis, merasakan kecupan bertubi-tubi di puncak kepalanya. Max kembali mengatasi segalanya dengan dominasi sesuka hati, melemparkan Nathan ke atas ranjang dan masih memaksakan keinginannya dengan kungkungan yang makin mengetat.
"Jangan menganggap ku mudah karena awal ketidak berdayaan yang ku kenalkan pada mu. Masih saja, kau tak bisa mengambil jalan baik untuk kita berdua. Kau terlalu egois dengan kepentingan bahagia untuk mu saja. Lagi pula harusnya kau tak perlu mengejar ku yang murahan ini, banyak orang yang dengan mudahnya ku terima untuk menjamah ku, seperti yang kau katakan. Aku memang jalang!"