"Kau akan kemana?" tanya Lisa saat Nathan sibuk menderet pakaiannya yang sebagian tergantung rapi di lemari.
"Berupaya untuk mendalami peran sekaligus pemanfaatan momen untuk melupakan sosok-sosok tak penting," balas Nathan dengan santai. Sebuah setelan rapi berwarna maron dan celana kain berwarna hitam pun di lemparkan ke atas ranjang sebagai putusan.
"Benar-benar dekat dengan adik Max? Yakin tak masih memicu permasalahan yang lebih besar nantinya?" tanya Lisa yang sampai mengikuti pergerakan Nathan, batas kamar mandi yang ada di samping dapur pun menghentikan.
"Permasalahan yang bagaimana? Max dan Cherlin yang akan memperebutkan ku? Konyol sekali, tapi mungkin saja akan sangat seru jika kejadian itu akan benar-benar terjadi."
Duar
Nathan menutup pintu, menghentikan tarikan napas Lisa yang akan kembali menimpal balas ketidaksetujuan. Wanita itu otomatis saja merasa kesal, terlebih sempat terkejut saat suara bantingan pintu tepat di hadapannya.