"Nath, agaknya kalau kita bergandengan tangan di atas altar pernikahan menjadi suatu pemandangan yang menakjubkan."
"Jangan mengada-ngada, aku tak pernah sekali pun berminat untuk bersaman dengan wanita, apalagi itu diri mu."
"Hei, memangnya kenapa dengan ku? Waktu sekolah aku sudah menjadi seorang primadona dan incaran siswa populer, mustahil jika aku tak memiliki segi daya tarik yang kuat. Jangan coba meremehkan aku dengan kata perbandingan terjauh mu itu, ya..."
"Agaknya kau menaruh hati pada ku ya, Lis? Tapi dengan penyesalan yang terdalam aku harus kembali mengingatkan mu lagi. Aku adalah seorang gay, sedikit pun tak tertarik dengan seorang wanita."
"Hemm... Waktu awal kau bertemu dengan ku, kau nampak tak se yakin saat ini. Apa karena Max? Keahliannya di atas ranjang dan memuaskan mu dengan begitu baik, apakah itu alasannya?"
"Jangan konyol, Lis!"