Nathan memikirkan ucapan Max sepanjang malam, hingga sekali pun tak bisa membuatnya untuk memejamkan mata.
Punggungnya menyandar pada bangku penumpang, kepalanya mendongak serta kedua lengannya yang bersendekap.
Pembicaraan tentang kepulangannya, merentet serta pada wanita yang saat ini sudah menjadi bagian penting untuk hidupnya. Dan di sisi lain,
pada seorang pria mungil yang saat ini sangat di rindukannya.
Menjadi keputusan yang sangat sulit untuk di ambil, Nathan harus mengambil salah satu kedekatannya, tetep pergi dan mengasingkan diri dari kehidupannya, atau memaafkan segala hal yang sudah di lakukan oleh Rian dan kembali pada hubungan tersembunyi mereka.
"Kau belum tidur?"
Sebuah suara membuat Nathan tersentak, matanya hanya di lirikkan tanpa perlu susah payah untuk mengalihkan perhatian berlebih.