"Apakah kau sedang ingin menampakkan jika diri mu sedang cemburu?"
Max berucap dengan sangat percaya diri, sedangkan Nathan yang mendengarnya coba untuk memastikan ucapan yang berhasil di tangkapnya.
Nathan memicingkan mata, kedua alisnya menukik tajam, tubuhnya bahkan di alihkan untuk menghadap pria yang menampilkan senyum seringai di balik kemudi.
"Apa yang kau katakan, cemburu? Apa itu, eh?" balas Nathan dengan kedua bola matanya yang berputar. Tak menunggu waktu lebih lama lagi untuk membuatnya lebih muak, Nathan pun menyandarkan tubuhnya di bangku penumpang. Rahangnya tiba-tiba saja di ketatkan dengan kernyitan dahi seirama dengan area kelopak matanya yang nampak bergurat.
Max yang melihatnya pun, sontak memijat area pangkal hidung milik Nathan, membantunya untuk tak menimbulkan garis penuaan lebih jelas. "Seperti yang kau lakukan saat ini. Aku adalah pengamat yang baik, kau tak bisa begitu saja membohongi ku."