Chereads / 12.12 | END | / Chapter 63 - Story 63 : Setelah Penantian Lama.

Chapter 63 - Story 63 : Setelah Penantian Lama.

"Jadi gitu, gue ngelanjutin kuliah gue satu tahun kemudian karena gue masih takut keluar rumah. Saat gue kuliah, gue berharap bisa ketemu lagi sama lo karena waktu itu lo bilang, kalau lo akan kuliah di dalam negeri. Gue berhasil ngehubungin Resta, dia juga kaget waktu gue nelepon dia. Resta bilang kalau lo itu kuliah ke luar negeri dan udah berangkat dari setahun yang lalu. Di situ gue bener-bener kehilangan harapan gue buat ketemu sama lo lagi, karena gue pikir lo udah ngelupain gue dan memutuskan untuk menetap di sana. Gue bener-bener gak nyangka kalau bisa ketemu lo lagi di sini, gar." Algar terdiam menatap Andara kemudian memeluk tubuh kecil itu.

"Maaf, karena gue gak nepatin janji gue untuk kuliah di dalam negeri." Andara menggeleng kecil kemudian tersenyum kecil. Perempuan itu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Algar.

"Gue tau kok kenapa lo mutusin untuk kuliah di luar negeri. Saat itu lo frustasi banget dan mutusin untuk ngehibur diri lo sendiri, kan?" Algar terdiam kemudian tersenyum kecil.

"Gue seneng banget karena gue bisa ketemu lo lagi, ra. Gue seneng banget karena lo gak bener-bener ninggalin gue untuk selamanya."

Dita hanya melihat kemesraan kedua insan itu yang sempat menghilang. Dita ikut senang ketika melihat senyuman Algar yang dulu telah kembali, sosok Andara sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan Algar.

Algar tersadar dengan keberadaan Dita kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh, ma, maaf, jadi kebawa suasana." Andara terkekeh diikuti Dita yang tersenyum manis kepada kedua orang itu.

"Gak apa-apa, kok. Mama gak akan ganggu kalian."

♡♡♡

Algar menggenggam tangan Andara ketika keduanya berada di dalam mobil. Hari ini Algar berencana mengajak Andara pergi ke sebuah taman hiburan. Algar juga akan mampir ke rumah keluarga baru Andara. Syukurlah perempuan itu sekarang memiliki keluarga baru yang sangat sayang padanya.

Algar mengeratkan genggamannya, seakan Algar tidak akan melepaskan Andara lagi. Sudah 5 tahun lalu sejak terakhir kali Algar menggenggam tangan Andara, Algar sangat merindukan kehangatannya.

"Selama lo kuliah, apa aja yang lo lakuin di sana?" tanya Andara mencairkan suasana di antara mereka. Algaf berpikir sejenak.

"Sebenernya gue gak ngelakuin apa-apa, sih. Gue cuma ngelakuin apa yang biasanya mahasiswa lakuin dan saat itu gue bener-bener fokus untuk nyelesain kuliah gue. Gue juga ngelupain semua masalah supaya skripsi gue berjalan dengan lancar."

Keduanya sampai di taman hiburan dalam 20 menit. Algar mengajak Andara bermain sesukanya, entah kenapa mereka seperti balik pada saat mereka masih SMA dulu. Algar jadi merindukannya.

Algar kembali membelikan Andara gulali dan membuat momen-momen baru untuk mereka berdua. Algar juga mengambil foto mereka berdua. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di taman hiburan, mereka berjalan dan menikmati setiap detik yang mereka habiskan.

"Gue boleh mampir ke rumah lo sebentar? Sekalian gue nganterin lo pulang," ucap Algar membuat Andara menaikkan satu alisnya.

"Boleh, kok. Rumah gue lumayan jauh dari sini." Algar tersenyum kecil kemudian memasuki mobilnya. Lelaki itu langsung mengendarai mobilnya dengan arahan dari Andara.

Seperti biasanya, di perjalanan Algar selalu menanyakan tentang kehidupan Andara setelah hari itu. Bagaimana dengan kesehariannya dan perlakuan kedua orang tua barunya. Andara mengatakan jika mereka sangat baik padanya, Andara seperti merasakan bundanya masih berada di sisinya.

Setelah kurang lebih 30 menit, Andara dan Algar sampai di rumah baru Andara. Algar menaikkan satu alisnya, ternyata rumahnya cukup mewah dan megah. Algar jadi lebih tenang sekarang, pastinya Andara sudah sangat bahagia.

Andara membuka pintu rumahnya, mereka langsung disambut dengan ayah dan ibu baru Andara.

"Lho? Andara? Kamu sudah pulang dari kantor, nak?" tanya sang ibu. Andara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana cara mengatakannya pada orang tuanya jika Andara sudah bertemu kembali dengan Algar?

Tiba-tiba saja Algar masuk menyusul Andara, membuat ayah dan ibu Andara terkejut karena anaknya yang membawa lelaki ke rumah.

"Sayang, itu siapa?" Andara terdiam sebentar kemudian tersenyum pada kedua orang tuanya.

"Bu, yah, ini Algar. Orang yang sering aku ceritakan. Kantor yang menjadi tempatku bekerja adalah miliknya. Aku sangat bersyukur, bisa bertemu dengan Algar lagi," jelas Andara. Ibu dan ayahnya saling bertatapan kemudian tersenyum pada Algar.

"Andara sering sekali menceritakan tentang kamu, nak." Ayah Andara mengulurkan tangannya kemudian Algar menyambutnya dengan senang hati.

"Saya Algar, om, tante."

♡♡♡

Matahari hampir saja terbenam dan Algar masih berada di kediaman Andara. Algar meminta waktu sebentar kepada sang ayah sebelum dirinya pamit pulang. Algar hanya ingin meminta dan menyampaikan sesuatu. Algar tahu ini mendadak tapi inilah yang sudah lama ia inginkan.

Algar dan sang ayah berdiri di balkon seraya menyaksikan matahari terbenam.

"Om, boleh saya menyampaikan sesuatu?" Ayah Andara mengambil sebatang rokok kemudian menyalakannya.

"Sampaikan saja. Akan saya dengarkan."

Algar menyandarkan punggungnya di tembok. Lelaki itu masih berpikir kata-kata apa yang Bagus untuk ia ucapkan. Bagaimana Algar harus menyampaikan semuanya?

Walaupun ini mendadak, tapi inilah yang harus ia sampaikan. Algar akan menjadikan Andara miliknya dan tidak akan melepaskannya lagi. Sudah cukup 5 tahun Algar kehilangan perempuan itu.

"Sebenarnya ... gimana ya bilangnya? Em, saya sudah kehilangan Andara selama 5 tahun, jadi, em ... tolong kasih saya kesempatan untuk menjaga Andara lagi, sebisa saya, semampu saya, dan selamanya. Izinkan saya melamar Andara, om." Ayah Andara menatap Algar dengan serius. Lelaki itu paham sekali maksud Algar. Ayah Andara tidak keberatan dengan itu semua, lagi pula mereka berdua sudah cukup umur.

"Saya tidak akan melarang kamu. Datanglah kapan pun dengan keluargamu dan kami akan menyambutmu dengan senang hati," jawabnya membuat Algar lega.

Algar tidak akan menahan semuanya terlalu lama, Andara akan kembali bersama seluruh keluarganya besok dan melamar Andara untuk menjadikannya teman hidupnya. Penantian panjang Algar tidak sia-sia, karena sedari dulu Algar yakin jika Andara masih hidup. Hal itu karena tim SAR tidak menemukan bukti apa pun tentang kematian Andara.

Algar menatap matahari yang baru saja terbenam. Algar tersenyum kecil. Hari bahagianya baru akan dimulai besok, Algar sangat menantikan hal itu.

Karena matahari sudah terbenam, Algar mungkin akan pamit pulang kepada keluarga Andara dan kembali lagi besok. Algar masih tidak percaya jika ia benar-benar bertemu dengan Andara lagi. Andara yang selalu ia rindukan. Senyumannya dan tawanya, Algar selalu berharap untuk bisa melihat semuanya lagi, dan Tuhan mengabulkan seluruh harapannya. Algar tersenyum sedikit lebar.

Algar melangkahkan kakinya meninggalkan balkon. Sebelum itu, Algar hampir melupakan sesuatu.

"Oh, iya, om, tolong jangan bilang tentang ini ke Andara. Saya akan memberikannya kejutan." Ayah Andara mengangguk. Algar kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan balkon, lelaki itu berpamitan dengan Andara dan ibunya kemudian kembali ke rumahnya.