Bara sudah terlanjur kesal setengah mati. Ia bisa saja meledak menjadi bom atom dan menghancurkan bumi karena saking kesalnya. Jadi, daripada ia melontarkan kata-kata yang hanya akan membuat Pradita menjadi semakin marah dan kesal, Bara memutuskan untuk diam saja dan membiarkan Pradita pergi.
Bara pun menginjak gas dan pergi dari sana. Ia bingung sendiri harus pergi ke mana. Ia tidak ingin putus dengan Pradita, tapi ia juga tidak ingin mengejarnya. Rasa kesal dan amarah sudah terlalu memuncak di dalam dadanya.
Untuk itu, Bara memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan mengurung dirinya di dalam kamar. Bagaimana bisa Pradita setega itu mempermainkannya di belakangnya? Gadis itu pasti menganggap jika Bara adalah orang bodoh.
Seharusnya ia mempercayai kata-kata Pradita, tapi ia tidak bisa. Apa yang telah ia lihat barusan adalah bukti nyata jika Pradita pun ada rasa dengan Danu. Caranya menatap Danu begitu berbeda.