Untuk ke sekian kalinya, Pradita tidak suka jika ia harus membuang-buang makanan. Danu tahu betul kelemahannya. Ia sengaja memesankan baso untuk Pradita supaya ia mau menerima kebaikan Danu.
Pradita mendengus. Oke. Kali ini ia akan menerimanya, ujarnya dalam hati.
Dengan gengsi setinggi langit, Pradita menerima teh tawar hangat itu dan menyesapnya. Tak berapa lama kemudian sang penjual baso datang membawa dua porsi baso kesukaannya. Aroma dari kaldu sapi menguar membuat perut Pradita semakin meronta-ronta.
"Yang baso gede buat lu, Dit," kata Danu.
Pradita diam saja. Danu memang paling hafal baso kesukaannya. Sebelum ia menyadari apa yang akan ia lakukan, Danu terlebih dahulu mengambil sendok sambal dan memberikannya sambal ke mangkuknya sebanyak empat sendok. Lalu Danu pun menambahkan cuka dan saus tomat sedikit ke mangkuknya.