"Bukan gitu!" sergah Pradita. "Kan kamu tadi mau buang pastanya, sayang kan. Kalau gak juga aku gak akan makan sampe dua porsi." Tiba-tiba, Pradita bersendawa keras. "Duh, maap."
Bara meledak tertawa setelah mendengar suara sendawa Pradita yang sanggup menggetarkan meja di hadapan mereka. "Ya ampun, Yank. Aku ngaku kalah. Sendawa aku aja gak sekeras itu."
"Halah! Boong banget. Cowok-cowok kan lebih kenceng lagi suara sendawanya!" tukas Pradita yang memasang wajah kesal.
Padahal kan suara sendawanya biasa-biasa aja, tapi Bara sampai tertawa terpingkal-pingkal. Pradita jadi merasa dirinya seperti badut. Ya sudahlah, demi menghibur Bara, ia akan melakukan apa saja.
Pradita bersyukur karena akhirnya, ia bisa melihat Bara lagi. Sejak kemarin dan hari ini, ia tidak tenang hatinya karena memikirkan Bara terus menerus. Ia takut jika terjadi sesuatu pada Bara.