Pradita mendesah sambil membuang wajahnya ke samping. "Biar dia nyebelin, tetep aja si Danu itu sohib aku. Tadi waktu liat dia kalah, aku tuh kayak yang kasian gitu."
"Kamu kasihannya ke si Danu apa ke si Arini? Kalo kataku sih yang kasihan itu si Arini soalnya dia kayaknya gak mau maen tarik tambang."
Pradita menautkan alisnya. "Halah! Aku sih gak peduli sama si ratu rubah. Sebodo amat lah."
"Ya sama, Yank, aku juga gak peduli sama si Danu," ujar Bara tegas. "Aku gak peduli sama mereka. Yang penting kita kan udah menang. Kamu harusnya seneng. Kita sama-sama berjuang buat kemenangan kita. Semua temen-teman yang lain juga ikut berjuang. Masa kamu doang yang sedih?"
Pradita mengangguk perlahan. "Ya udah. Aku beneran masih harus adaptasi menganggap si Danu sebagai musuh dan bukannya sahabat. Aneh aja gitu."