Pradita berjalan meninggalkan kelas sambil membawa botol minumnya. Sementara, Danu hanya bisa melihat ke arah Arini yang ternyata sedang menghampirinya.
"Nu, kamu bekel gak?" tanya Arini.
Sejak tadi mendengar suara Pradita yang lantang dan bahasanya yang agak kasar, ia jadi merasa agak aneh mendengar suara Arini yang lembut mendayu-dayu.
"Oh, iya aku bekel," jawab Danu. "Kebeneran tadi pagi mama aku ngegoreng ikan. Jadi, aku bekel deh. Eh, kamu sendiri bekel gak?"
"Gak. Aku mau beli nasi soto di kantin," ujar Arini dengan wajah sedih. "Ah, ya udah deh kalau gitu aku ke kantin dulu ya."
Arini hendak berjalan keluar kelas. Danu langsung mengejarnya.
"Eh, tunggu dulu, Rin. Aku temenin ya."
"Katanya kamu bekel."
"Ya, kita kan bisa makan bareng di kantin." Danu menenteng keresek bekal makanannya di tangan dan kemudian tersenyum ke arah Arini.
Arini mengangguk. "Ya udah."
