"Si Danu itu benci banget sama aku," ucap Bara sungguh-sungguh. "Dia ngancem pengen misahin aku sama kamu. Dia terus menerus nuduh aku tuh pacar kamu yang palsu."
Pradita meringis. "Kok dia bilang gitu sih? Kamu gak salah denger?"
Bara mendecak kesal. "Kamu mah emang belain dia banget sih? Jadinya susah denger penjelasan dari aku."
"Aduh," ujar Pradita. "aku salah ngomong lagi deh. Bara, please jangan marah dong."
"Gak tau ah!"
"Pasien atas nama Nona Pradita Anggun Putriyana!" seru sang petugas farmasi.
Bara bangkit berdiri dan menghampiri konter untuk menerima obat Pradita. Petugas farmasi itu menjelaskan obat-obatan Pradita secara saksama sambil menunjuk obatnya satu per satu.
Seharusnya Pradita mendengarkan penjelasannya sendiri, tapi ia malah duduk diam saja di kursi. Bara mengangguk-angguk dan kemudian setelah selesai, ia kembali menghampiri Pradita.
"Ini obatnya. Kamu baca sendiri etiketnya."