Pagi itu, Pradita baru saja selesai mandi. Ia kembali mendengar suara ayah dan ibunya berteriak satu sama lain. Jantung Pradita langsung berdetak dengan cepat.
"Kamu itu emang gak becus jadi seorang kepala rumah tangga!" bentak ibunya. "Segala sesuatu juga harus aku yang urus. Kamu mana pernah peduli sama urusan bayar listrik, telepon, sama pulsa?"
"Enak aja! Mama itu kalau bicara jangan kejam begitu dong. Papa juga kan kerja. Papa juga kadang suka bantu bayarin listrik. Mama jangan ngelupain hal itu dong. Kan Papa jadi sedih. Kita ini kan berumah tangga udah lama, udah saling paham."
"Apaan?! Kamu tuh gak pernah paham sama aku! Kamu itu doyannya ngerokok aja! Kerja gak becus! Duit tipis! Mau makan sama apa kita kalau kamu gak ada duit? Udah mana duit gaji kecil, eh malah dibeliin rokok. Habis dong! Kapan tobatnya sih kamu?!"