Ini aneh, pikir Bara. Kenapa ia tidak bisa menemukan Pradita di mana-mana? Apa mungkin ia menghilang begitu saja? Seharusnya ia bisa menemukan Pradita di suatu tempat, kecuali cewek tadi berbohong jika ia melihat Pradita.
Bisa jadi ia sudah pulang terlebih dahulu sebelum Bara datang. Waduh gawat. Pradita pasti akan marah sekali padanya. Sejujurnya, Bara tidak paham pada dirinya sendiri kenapa ia harus khawatir jika Pradita marah padanya.
Bara hanya ingin memiliki reputasi yang baik untuk menjadi pacarnya. Untuk saat ini, reputasinya memang agak tercoreng karena masalah jemput-jemputan.
Sekolah sudah sepi. Tidak ada lagi yang sekolah sampai jam segini. Kelas terakhir adalah kelas praktikum resep. Bara jadi tampak seperti orang aneh yang masih keliaran di sekolah yang kosong.
Akhirnya, Bara berhenti untuk mencari Pradita. Ia yakin sekali jika Pradita pasti sudah pulang. Ia menyalakan mesin motornya dan kemudian bergegas pergi dari sana.