Danu menaikkan sebelah kakinya untuk membenahi tali sepatunya. Pradita hanya bisa melihatnya seperti orang bodoh.
Ketika Danu menoleh padanya, Pradita langsung memalingkan wajahnya. Jantungnya seketika berdebar-debar kencang. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan Danu. Lantas, untuk apa lelaki itu mendekatinya?
Pradita harus bersiap-siap jika tiba-tiba Danu mengajaknya bicara. Ia harus bersikap sejudes mungkin padanya.
Harusnya Pradita pergi saja dari sini? Seharusnya, Danu saja yang pergi dari sini. Kan Pradita yang lebih dulu tiba di tempat ini. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Pradita jadi galau.
Ia gelisah di tempat duduknya sambil kembali melirik Danu yang sudah selesai menali sepatunya.
"Hai, Dita," sapa Danu.
Pradita berdeham dan kemudian menelan ludah. Lalu ia berkata, "Hai, Danu."