Chereads / Another Popularity / Chapter 10 - 10-Rencana Jahat

Chapter 10 - 10-Rencana Jahat

"Kau yakin itu akan berhasil?" tanya Shouki.

"Tentu saja, kita perlu sedikit permainan licik. Aku tidak peduli dengan hal lain, aku hanya ingin Abare jatuh ke pelukanku," ujar Momo.

Mereka berdua keluar dari sebuah tempat yang menjual jasa pengeditan video atau foto. Atau lebih tepatnya mereka baru saja keluar dari studio editing.

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu. Momo seringkali dicegat oleh Fuharu yang meminta agar video itu tidak disebarkan. Momo menanggapinya dengan santai dan mengiyakan kalau rahasia Fuharu dan Kamatsui tetap terjaga.

Momo tidak ada maksud sedikitpun untuk mengusik kehidupan Fuharu ataupun Kamatsui, ia tidak peduli sama sekali dengan mereka. Hanya saja, Momo menggunakan video itu untuk melancarkan rencananya.

Rencana untuk memisahkan Abare dan Leony.

Justru itu dia perlu dua video, dengan pergerakan yang berbeda dan suara yang dibuat sedikit lain dari biasanya. Lalu oleh Momo dan Shouki diberi sentuhan editing oleh orang ahli yang dibayar mereka. Semuanya akan menjadi heboh saat Momo menekan tombol 'share' untuk video tersebut.

.

.

.

.

.

"Abare, liburan kita waktu itu menyenangkan sekali ya," ucap Leony gembira. Matanya berbinar dan senyumannya lebar sekali.

"Tch, bilang saja kau ingin makan banyak lagi bukan? baiklah, dalam waktu dekat kalau sempat kita akan ke sana lagi. Bukan berarti aku ingin bepergian denganmu. Aku hanya belum puas menjelajahi Kota Kyoto," ujar Abare. Rupanya baik itu laki-laki ataupun perempuan kalau sudah bersifat tsundere tidak akan jauh berbeda tingkah lakunya. Penuh gengsi.

"Iya Abare, padahal waktu itu aku masih punya banyak petunjuk destinasi wisata yang menarik. Sayangnya waktu itu hujan petir yang lebat sekali," ujar Leony. "Malah mati lampu pula, astaga mengerikan sekali."

"Ya, dan kau menangis berjam-jam di restoran itu. Aku sampai-sampai dicurigai sebagai seorang penculik karena memelukmu yang tak henti-hentinya menangis. Dasar mochi bodoh cengeng," ucap Abare gemas. Ia mencubit pipi Leony.

Leony dan Abare tengah berada di kantin. Karena ada keringanan dari guru olahraga untuk memberi waktu istirahat lebih awal, jadinya para siswa bebas untuk menghabiskan waktu mereka sampai bel masuk kelas berdering.

"Untung saja ayahmu tidak memukuli ku sampai mati karena aku membawamu 24 jam. Ada-ada saja, seandainya tidak mati lampu kita bisa pulang malam itu juga," ujar Abare sembari meneguk minuman jeruk miliknya.

"Maaf ya Abare. Ayahku memang protektif sekali, lain kali kalau kita jalan-jalan pulangnya waktu sore saja," ucap Leony.

"Tck, jangan merasa bersalah begitu mochi bodoh. Yang salah itu listriknya yang tiba-tiba padam," balas Abare. "Oh iya, apa kau merasa kalau akhir-akhir ini sedikit berbeda?"

Leony yang asyik mengunyah kue lapis miliknya menggeleng pelan, ia tidak bisa menjawab menggunakan mulutnya yang sudah dipenuhi oleh roti seperti itu.

"Hm, begitu ya...." Abare terlihat mengambang. Ia merasa tidak nyaman beberapa hari terakhir. Dia berharap tidak akan ada hal buruk yang menimpa dirinya dan Leony nantinya.

"Memangnya kenapa Abare?" tanya Leony penasaran. Ia baru saja menelan kuenya tersebut.

"Tidak....Aku hanya merasa kalau kita tidak diganggu lagi belakangan ini. Tidak ada lagi yang menegur kita ketika mengobrol berdua. Tidak ada juga yang mengetahui kita ketika tengah berjalan berdua. Rasanya semuanya aneh dan membuatku curiga," ucap Abare.

"Itu hanya perasaanmu saja Abare, tenangkan dirimu. Kau terlalu mudah curiga," ucap Leony lembut sembari mengelus pundak Abare. Tangan mungilnya itu terasa begitu hangat bagi Abare.

"Mungkin saja begitu. Aku harap semuanya akan baik-baik saja," balas Abare. Ia berusaha menutupi ekspresi cemasnya. Padahal jauh di dalam hatinya ia masih tidak tenang.

Hari berlalu begitu saja. Tidak ada yang spesial, semuanya berjalan seperti biasanya. Abare dan Leony pun kembali ke rumah masing-masing setelah pulang sekolah tanpa diganggu siapapun. Shouki tidak terlalu mengganggu kedekatan Leony dan Abare. Leony senang, karena tak ada lagi pertengkaran yang membuat keributan di dekatnya. Tapi Abare malah merasa ada yang janggal, tidak mungkin seorang Shouki bisa tiba-tiba menyerah begitu saja tanpa ada sebab ataupun tekanan dari hal lain. Malah menurut Abare, Shouki sengaja membuat keadaan lengah agar tak ada yang menyadari bahwa dirinya sedang menyiapkan rencana.

Bertepatan dengan satu hari setelah hari ujian terakhir kelas 3 dilaksanakan, ada sebuah hal yang menggemparkan seisi sekolah.

"Ini adalah kabar yang sangat memalukan. Kalau sampai video ini tersebar ke sekolah lain, bisa-bisa nama sekolah kita akan hancur."

"Kita harus menindaklanjuti video ini."

"Baiklah semuanya, tolong tenang. Saya yang akan menangani ini semua, entah apa keaslian video ini memang dapat dipastikan atau tidak, kita harus berkomunikasi dengan pihak yang bersangkutan terlebih dahulu. Dan jangan terbawa emosi, bisa saja ini adalah jebakan yang sengaja dibuat-buat. Bisa saja orang yang ada di video ini bukan lah siswa-siswi kita."

Sekarang terjadi keributan di Eiko Gakkuen. Keributan itu terjadi karena sebuah video yang menampilkan rekaman dua orang yang saling bercumbu dalam adegan dewasa yang sangat tidak senonoh. Tak hanya para guru yang mengetahui tentang video ini, tapi seisi sekolah. Kehebohan dan desas-desus bisikan kabar miring yang tersambung dari satu mulut ke mulut yang lain.

Para guru sedang rapat dalam membahas video yang tersebar tersebut. Mereka tidak menyangka kalau salah satu siswi kebanggan sekolah mereka yang menjadi pelaku dalam video tidak senonoh tersebut. Untungnya si kepala sekolah adalah orang yang bijaksana dan dapat meredam amarah dan rasa jengkel para guru. Beliau berniat untuk menangani ini langsung bersama orang tua siswa-siswi yang bersangkutan. Campur tangan orang banyak akan diminimalisir sebaik mungkin agar tidak terjadi keributan dalam pertemuan itu.

"Hiks hiks hiks."

Leony terisak, dia tak kuasa menahan air matanya yang terus-menerus keluar dari pelupuk matanya yang sudah membengkak akibat menangis sedari tadi.

Semuanya dimulai pada malam tadi, ketika website resmi sekolah mendapat sebuah kiriman video dari pengguna internet anonim yang entah bagaimana bisa masuk ke dalam server Eiko Gakkuen.

Video yang berdurasi sepanjang sepuluh menit itu tampak seperti video rekaman amatir yang membuat sebagian besar orang yang melihat video tersebut berpendapat bahwa video itu asli dan bukan editan.

Yang darinya hanya ada satu video, dan semakin merambat luas hingga sudah terlalu banyak salinan video yang didapat satu persatu siswa-siswi si Eiko Gakkuen. Hanya dalam beberapa menit saja kabar miring ini sudah tak dapat ditutupi lagi, bahkan oleh guru sedikitpun. Bahkan para guru saja sangat terkejut dengan kehebohan ini, karena mereka baru mengetahui isi video itu keesokan harinya.

"Aku...aku tidak hiks hiks pernah hiks m-melakukan itu hiks hiks huhuhu." Leony terus menangis. Ia tak sanggup menampakkan mukanya di Eiko Gakkuen lagi.