Chereads / Kau Yang Berasal Dari Alam Lain / Chapter 16 - Silahkan cari jalan keluar sendiri untuk kembali ke Istana.

Chapter 16 - Silahkan cari jalan keluar sendiri untuk kembali ke Istana.

Tak lama kemudian ternyata Abiseka kembali ke dalam gua. Ia mendekat ke arah Gisell sambil membawa sebuah daun yang difungsikan sebagai tempat menampung air.

Dengan sabar Abiseka membantu Gisell minum sampai tandas. Rupanya Gadis ini terlalu takut sehingga kehabisan banyak tenaga dan upaya yang sia-sia belaka.

Setelahnya baru Abiseka membebaskan Gisella dari efek totok semalam.

Plak!!

tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Abiseka. Pria itu diam tanpa bereaksi sedikit pun terhadap perlakuan kasar Gisell padanya.

"Sudah ku katakan! aku tidak mau angkat kaki dari Istana! lalu apa yang kau lakukan? mengurungku ditempat seram seperti ini?!" teriak Gisella memarahi Abiseka habis-habisan.

Tatapan mata jernih Abi menyapu kedua mata lentik Gisella sejenak.

"Anda ingin kembali ke Istana? itu bukan masalah bagi saya. Satu-satunya alasan kenapa Anda bisa sampai berada disini, jawabannya karena gelang yang Anda kenakan itu" jawab Abiseka santai tanpa adanya emosi apa pun dalam tekanan suaranya yang berat namun menggetarkan jiwa.

"Omong kosong!! kau berpikir otakku bermasalah, sehingga tidak bisa menyadari apa pun? jelas-jelas malam itu, ada dua orang yang menculikku! Pasti itu orang-orang suruhanmu kan?!" tuding Gisella dengan nafas memburu.

"Saya tidak ada hubungannya dengan orang yang menculik Anda. Apa Anda tahu apa fungsi dari gelang yang saya hadiahkan kepada Anda?" Abiseka mengangkat kedua alisnya menanti jawaban Putri Retno.

"Apa sekarang kau sedang menimpakan kesalahanmu pada gelang di tanganku ini?" geram Putri Retno sambil mengangkat pergelangan tangannya, tempat gelang pemberian Abiseka tersemat indah.

"Saya hanya ingin menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada Anda" Abi masih bersabar.

"Tugas gelang ini adalah segera mengirim Anda, kepada saya, dimana pun dan kapan pun itu. Hanya pada saat Anda berada dalam bahaya saja" tegas Abiseka lantang.

"Jadi maksudmu... aku benar-benar diculik, dan gelangmu sudah menyelamatkan nyawaku" kini Putri Retno tampak melunak mendengar penjelasan dari Abiseka.

"Tapi bisa saja kau, hanya asal bicara agar aku percaya tipuan kotormu" Putri Retno memicingkan mata dingin.

"Putri Retno, apa Anda butuh bukti? tempat ini adalah tempat yang sangat tepat untuk Anda menguji apakah saya benar, atau salah"

"Silahkan cari jalan keluar sendiri untuk kembali ke Istana. Dan jika ucapan saya benar, maka... ketika Anda dalam perjalanan pulang nanti," Abiseka sengaja memotong ucapannya sejenak sambil memperhatikan reaksi pujaan hatinya.

"Ternyata tiba-tiba ditengah jalan, Anda tidak sengaja terjebak oleh kawanan babi hutan atau harimau kelaparan, yang ingin memakan Anda bulat-bulat. Ingat baik-baik kata-kata saya bahwa sebelum itu terjadi, pasti Anda akan kembali menemui saya" Abiseka memberi sebuah tawaran mengerikan sambil tersenyum ramah.

"Betapa luar biasanya Abiseka Maheswara ini. Pria lain akan mencoba menenangkan seorang gadis yang tersesat dihutan bahkan berusaha melindunginya dari hewan buas. Tapi kau, malah ingin mengumpankan diriku untuk menjadi makanan hewan buas?!" teriak Gisella makin marah.

Abiseka malah tertawa lepas mendengar umpatan sang Putri. Ia bahkan tidak sabar lagi untuk sedikit menggodanya.

"Putri, bukankah saya seorang Pria? tidak kah Anda berpikir bahwa saya jauh lebih buas dan liar dari hewan-hewan diluar sana?" ada seringai nakal di sudut mata Pria itu.

"Apa Anda yakin lebih aman berada disekitar saya?" Abiseka rupanya sedang mempertanyakan betapa tipisnya kepercayaan Gisella pada dirinya sekarang.

Grrrrrr....

Auuuuuum!!

Dua ekor singa di luar bibir gua mulai menyadari ada tanda-tanda kehidupan di dalam gua. Mereka tampak sangat kelaparan dan menatap kedua manusia di dalamnya, sebagai daging yang lezat untuk sarapan pagi ini.

Keduanya semakin mendekat ke bibir gua dan dengan spontan Gisella bersembunyi dibalik punggung Pria, yang sudah ia hina sejak pertama kali ia membuka mata.

Ketika mereka berusaha menerobos masuk, ada sengatan api pijar, yang melindungi bibir gua sehingga kedua pemangsa liar tersebut berubah menjadi daging panggang.

"Abi!! apa yang kau lakukan!! kembali!" panggil Gisell saat melihat Pria itu melangkah menuju bibir gua.

Abiseka menahan langkah kakinya lalu menoleh ke arah Gisell. Semua orang yang mengenalnya sebagai Abiseka akan selalu memanggilnya seperti itu. Tidak ada yang berani menyebutnya Abi sebelumnya. Tapi entah kenapa, ia mulai menyukai Gadis di seberang sana menyebutnya begitu.

Ia memutuskan mengabaikan panggilan panik Gisella dan terus mendekati dua hasil buruannya yang terlihat sangat lezat.

Gisell membelalakkan mata melihat Abiseka dapat menembus bibir gua dengan aman. Bahkan tangannya tidak merasakan panasnya terbakar ketika mengangkat dua daging panggang besar di kedua bahunya.

Pasti itu perangkap yang memang sengaja diciptakan Abiseka sendiri! untung Gisell saat terbangun tadi, tidak segera bereaksi untuk berlari keluar. Entah bagaimana nasipnya jika melakukan kebodohan tersebut tadi.

Bruk!!

debuman dua daging bakar besar super tebal itu berjatuhan ke tanah, tepat dihadapan Gisell.

"Melihat penampilan Anda pagi ini, pasti Anda belum makan. Silahkan mencicipi menu spesial ini Putri," kata Abiseka penuh perhatian.

Dilihat dari hasil panggangannya, tingkat kematangannya sudah memenuhi standar kesehatan di dunianya. Jadi Gisell pikir cukup aman untuk memakannya. Tapi... semewah apa pun masakannya, kalau dibakar tanpa bumbu, pasti akan hambar bukan rasanya?

Kruyuuuuk...

Abiseka menghentikan aktifitasnya sejenak menguliti sekaligus memotong daging-daging dihadapannya menjadi potongan kecil karena mendengar perut Putri Retno berbunyi nyaring.

Ia tersenyum sekilas lalu melanjutkan aktifitasnya agar Putri Retno bisa makan tanpa perlu mengotori seluruh tangannya nanti.

Tanpa ia sadari bahwa senyumannya telah menawan hati sang Putri.

"Putri. Bisakah berhenti memandangku dengan pandangan seperti itu?" kini Abiseka tidak tahan lagi dipandang dengan cara seperti itu.

"Apa pun pikiran negatif tentang saya tolong abaikan. Hanya untuk saat ini saja"

"Kalau dipikirkan, itu akan sedikit sulit. Mengingat awal pertemuan kita setelah kecelakaan terjadi padaku, hingga saat ini" ketus Gisella sambil membuang pandangannya ke lain arah.

Nampaknya sorot pandangan mata Putri Retno telah disalah artikan.

"Disini pangkat Anda tidak ada artinya. Terlebih lagi, di hutan ini kita harus menjadi satu tim agar bisa keluar bersama dari sini hidup-hidup" kata Abiseka, sambil meletakkan daun pisang berisi potongan-potongan daging ke pangkuan Gisell.

Aku lapar... aku sangat lapar... rintih hati Gisell tak berdaya.

Dari pada dia mati kelaparan lebih baik makan saja!! jangan pedulikan rasanya!! dia mencoba memotifasi diri sendiri untuk bertahan hidup.

"Eh," suara Putri Retno terdengar jelas di telinga Abiseka.

Gadis itu masih mengunyah setelah bersuara mencoba memastikan apa yang ia rasakan bukanlah ilusi pikiran semata.

"Ini... kenapa bisa selezat ini" gumam Gisell merasa heran.

Abiseka hanya membakar buruannya tanpa mengoleskan bumbu penyedap rasa sedikit pun. Jadi, bagaimana bisa ia membuat makanan selezat ini?!

"Masih ada banyak. Jangan ragu" Abiseka memasukkan lagi beberapa potongan daging lainnya ke atas daun pisang di pangkuan Gisell.

"Kau menyimpan rencana jahat bukan?!" seru Gisella tiba-tiba.

Abiseka hanya diam dengan mulut ternganga lebar. Bagaimana kebaikannya berubah menjadi modus kejahatan terselubung? Sebenarnya otak gadis di sampingnya ini sedang mengolah pikiran negatif macam apa lagi?!