"Syukurlah jika mereka semua percaya, jika ibu boleh tahu memangnya bukti apa yang kau tunjukan pada mereka?"
Suyeon meletakkan sendok garpunya dimeja makan lalu menatap sang ibu yang sedang menunggu jawabannya itu "Aku membawa bukti berupa sebuah rekaman suara antara aku dengan Sesya"
"Siapa Sesya?"
"Teman satu sekolahku waktu SMP dan dia orang yang sudah merundung Nami sampai Nami mengalami depresi berat"
BRAKK
"Yak Suyeon-a bawa orang itu kehadapan ibu, ibu ingin memberi pelajaran padanya karena sudah merundung Nami disekolah membuat adik sepupumu itu depresi, gadis jahat sepertinya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya"
"Memangnya Sesya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya pada siapa sedangkan Nami saja sudah tidak ada"
