Taeri mengusap air mata yang sedari tadi mengalir deras dipipinya dibantu oleh anak lelakinya.
"Ibu sangat merindukan Nami, Mino-ya"
Mino menganggukkan kepalanya mengerti dengan maksud sang ibu, ibu mana yang tidak rindu dengan anak gadisnya yang bahkan sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Suara canda gurau dirinya dan Nami dulu terkadang masih terdengar jelas dirumah ini apalagi jika rumah dalam keadaan sepi maka kenangan yang sudah berlalu itu akan terulang kembali dalam ingatan Mino.
Jadi pantas saja jika ibunya merindukan anak gadisnya, Mino saja yang sibuk bekerja diluar dan pulang dalam keadaan lelah begitu sampai dirumah ia akan langsung teringat dengan kenangannya bersama Nami dulu dan membuat rasa bersalah itu semakin menjadi karena tidak bisa menjaga adiknya.
