"Mino-ya"
Lelaki yang baru saja membuka tirai jendela kamar ibunya menoleh ke belakang dimana sang ibu tengah berbaring diranjangnya.
Mino langsung duduk disamping ibunya lalu dielus punggung tangan wanita yang sudah melahirkannya itu "Ibu mau sarapan? Mino ambilkan ya-kenapa Bu?" tanya Mino saat ibunya menahan dirinya untuk tidak pergi.
"Mino-ya, maafkan ibu ya" lirih Taeri.
"Kenapa ibu tiba-tiba meminta maaf"
"Ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik untukmu dan ibu hanya bisa menyusahkanmu saja-"
"Ibu, berhenti meminta maaf" Mino menghela napasnya sebelum melanjutkan perkataannya "Dengan ibu yang selalu ada disampingku itu sudah lebih dari cukup, Bu" dielus pipi tirus ibunya itu "Yang harus ibu lakukan hanyalah tetap sehat dan selalu tersenyum"
Mendengar itu Taeri langsung tersenyum namun senyumannya itu tidak bertahan lama karena ia mengingat bagaimana anak sulungnya itu bekerja keras demi menghidupi dirinya "Mino-ya, ibu tahu kau baru saja dipecat dari tempatmu berkerja-"