"Ada salah satu orang kepercayaan ayah mengatakan bahwa semua aset berserta perusahaan milik Koo Jumyeon yang sudah diambil oleh sekretarisnya itu memang berjalan lancar karena sekretaris pribadi Jumyeon yang bodoh itu tidak mengetahui jika disekelilingnya banyak orang yang sedang mengawasi pergerakannya"
Ucapan ayah mertuanya membuat Siwun seperti sedang dipojokkan saat ini.
Kenapa pria tampan itu harus merasa terpojok jika dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Siwun merasa tertampar dengan fakta yang baru ia ketahui ini "A-apa selama ini aku berada dalam bahaya?" tanyanya dalam hati.
"Jika aku tahu akhirnya akan begini, kenapa aku tidak mendatangi lelaki tua ini sedari dulu" batinnya sambil melirik ayah mertuanya yang tengah sibuk membenarkan jam tangannya.
"Lalu bagaimana upaya ayah dalam merebut kembali semua aset yang sudah diambil oleh sekretaris pribadi Koo Jumyeon itu?"