Chereads / MY EVELL / Chapter 13 - MY EVELL - BAB Keduabelas

Chapter 13 - MY EVELL - BAB Keduabelas

Donal memandang ke sekeliling kelas IPA satu yang menjadi lokasi tetap kelas Evellyn selama kelas duabelas hingga lulus, Tetapi pagi ini Gadis monster itu tidak terlihat sama sekali.

Bel pelajaran pertama telah dimulai, Kepala sekolah meminta seluruh murid untuk masuk ke kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui pengeras suara.

"Key," Panggil Donal sambil menghampiri Key yang sedang membuang sampah sisa makanan kedalam trash bin yang berada tepat dibalik pintu kelas. "Gadis monster itu tidak masuk hari ini key?"

Sebelum Key menjawab, terdengar suara dari balik punggungku yang menepuk dengan sangat keras dan berkata pelan, "Aku disini pria aneh!

Donal berputar cepat dan langsung berhadapan dengan sepasang mata cembung yang menatapnya dengan senyuman sedikit mencurigakan. "Kenapa feelingku menjadi tidak enak ya. "Sahutku.

Benar saja Evellyn langsung mengangkat kakinya dengan sekuat tenaga dan menginjak kakiku. "Ish! mengapa Kamu selalu menyebutku dengan sebutan itu, Mulai sekarang berhenti menyebutku dengan sebutan itu!

Aku loncat loncat merintih kesakitan menerima injakan Evellyn. "Kamu menginjak terlalu keras, lain kali jika menginjak pelan pelan saja." Gadis itu sepertinya buru buru berangkat ke sekolah pagi ini, nampak tali sepatu dibagian kiri nya lupa diikat.

"Apa kamu berangkat tergesa gesa pagi ini? Hingga tali sepatumu yang di sebelah kiri tidak kamu ikat? "Tanyaku pada Gadis itu.

Gadis itu menundukan kepalanya kebawah, Membuktikan bahwa perkataanku itu semua nya tidak benar dan penuh dengan kebohongan.

Lalu melihat sendiri dengan sepasang mata cembungnya. Tali sepatu yang belum diikatnya pagi ini. "Ish! iya Kamu benar!" Lalu bersiap ingin mengikat tali sepatunya yang belum diikat. "Sudah, biar Aku saja yang mengikat tali sepatu yang belum kamu ikat. "Potongku.

Gadis itu hanya terdiam berdiri menyaksikan kebawah, Melihatku mengikat tali sepatunya yang belum diikatnya pagi ini. "Sudah Aku ikat tali sepatumu yang belum kamu ikat pagi ini.

Key melihat Kami berdua dengan perasaan gemas, Dan berjalan menghampiri Evellyn yang tidak jauh didekatnya dan berkata. "Aku melihat dia benar benar tulus kepadamu loh Vell. "Bisik Key ke telinga Evellyn. "Kenapa kalian berbisik bisik seperti itu, Apa yang kalian bicarakan?

Lantas Evellyn menarik tangan Key dan pergi begitu saja meninggalkanku yang sendirian di ambang pintu kelas IPA satu menuju bangku kelasnya. "Mengapa Kamu pergi begitu saja? "Teriaku dari ambang pintu kelas.

Gadis itu lalu mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk ke arah dibelakangku. "Lihat dibelakangmu itu. "Apa siapa dibelakangku?

Aku mendengar suara yang tidak asing dibelakangku, Dengan suara yang serak serak basah namun menggelegar seperti guncangan gempa bumi. "Sepertinya Aku mengenal suara ini, ini suara Guru BP.

Kepala bagian atasku dipukul menggunakan Lembar Kerja Siswa atau yang biasa disebut dengan LKS yang dilipat lipat menjadi bentuk menyerupai teropong. "Mengapa Kamu tidak masuk ke kelas? Kamu lihat sekarang jam berapa?

Aku membalikan badanku, dan perlahan memutar badanku menatap mata pria bertubuh kekar yang baju kemejanya dimasukan seraya tidak lupa memakai gesper kulit berwarna hitam dan jam tangan Rolex berwarna putih.

Aku melihat ke arah jam tangan yang dipakai pria itu, Akhirnya terfikirlah ide dari jam tangan Rolex itu untuk meredam emosinya. "Pak jam tangan nya bagus, Beli dimana pak?

Pria itu menjawab dengan cepat pertanyaan yang Aku ajukan. "Oh jam tangan ini, ini hadiah dari istriku. Istriku bersusah payah mengumpulkan uangnya untuk membelikannya untuku di hari ulang tahunku, jam tangan ini sangat berarti untuku.

Aku memandangi jam tangan Rolex itu, sangat terfokus pada jam tangan Rolex itu. Terlihat pria itu sangat menjaga pemberian jam tangan itu dari istrinya, Nampak dari bentuk fisik jam tangan itu yang sangat bersih terawat. "Sudah cepat masuk ke kelas.

Aku menundukan kepalaku, Menandakan permohonan ijin kepada pria itu untuk segera berjalan menuju ke kamar mandi bukan ke kelas.

Pria itu memanggilku dari kejauhan dan bersahut. "Hey kelas berada disana, Kau salah arah." Kemudian Aku menjawabnya dengan cepat. "Tidak pak Aku salah kali ini, Aku tidak langsung masuk ke kelas dengan tepat waktu. Aku akan membersihkan Toilet sekolah sebagai hukuman nya.

Di waktu yang bersamaan, Terdengar suara langkah kaki yang sedang mengikutiku dari belakang. Suara langkah kakinya semakin dekat diikuti gerakan alunan tangan yang menarik pergelangan tanganku dari belakang.

Aku tertegun, ternyata Gadis yang menarik tanganku adalah Gadis yang kukagumi sampai saat ini. "Ini konsekuensi yang harus Aku terima juga, Gara gara ulahmu tidak masuk ke kelas dengan tepat waktu.

"Astaga, ini tidak ada hubungan nya denganmu kan?," Gumamku sambil menggeleng geleng. "Apa Kamu bilang barusan? Tidak ada hubungan nya denganku? Jelas Kamu ke kelasku mecariku!"

Gadis itu menginjak kakiku untuk yang ketiga kalinya. "Aku sudah terbiasa dengan injakan kakimu. Ngomong ngomong, Apa ini kali pertamamu membersihkan toilet? Aku sangat yakin gadis sepertimu tidak pernah membersihkan toilet seumur hidupmu.

Evellyn menoleh dan melihatku, sepertinya Gadis itu sangat geram dibicarakan seperti itu. Amarah Evellyn perlahan lahan mulai mengembang. Di saat itu juga Gadis itu baru teringat ia belum sarapan dan perutnya tiba tiba berbunyi pelan. "Kamu lapar? tanyaku yang sedang membersihkan lantai.

Gadis itu menahan perutnya dengan kedua tangan nya, dan berusaha menahan laparnya. "Engga ish! "Aku menghampirinya mengambil Pompa WC yang digenggam Gadis itu, dan meletakan nya disamping closet. "Sudah Kamu tidak perlu membersihkan toilet ini, Duduk dan beristirahat seraya menahan laparmu.

Gadis itu kembali menatapku dengan heran, tidak bergerak sedikitpun seperti patung. "Mengapa Kamu menatapku seperti itu? Apa ada yang salah?" Kataku. "Tidak ada, Tapi jika Kamu saja yang mengerjakan hukuman ini, Ini tidak akan cepat selesai. "Kata Gadis itu.

Evellyn berjalan kembali menuju closet untuk mengambil Pompa WC yang sudah kuletakan beberapa menit yang lalu. "Biarkan Aku membantumu juga, Aku mohon. "Katanya sambil menggenggam Pompa WC yang sudah diambilnya.

Aku tidak bisa menahan nya kali ini, Aku membiarkan Gadis itu mengambil Pompa WC untuk membantuku membersihkan toilet. "Kalau tidak biasa, letakan saja ya Pompa WC itu.

Gadis itu menutupi hidung nya dengan satu talapak tangan, Agar baunya tidak menyesap. "Ish! Kotor sekali, Sepertinya toilet yang kita bersihkan ini jarang dibersihkan yah! "Geram gadis itu."

Aku menatapnya dan berkata." Sekolah ini terlalu luas Kau tahu itu, Penjaga kebersihan disini juga hanya dua. Belum lagi siswa dan siswi disini yang sangat banyak, mereka pasti kelelahan membersihkannya tiap hari.

****