Mata Ucup tidak terlepas dari kedai yang baru saja digunakan Donal sebagai tempat merayakan ulang tahun Evell. Ucup begitu terpaku hingga butuh waktu beberapa detik untuk Nandu membangunkan sahabat dari alam imajinasi.
Nandu menoleh ke arah sahabatnya untuk melihat dengan jelas kondisi sahabatnya tersebut seraya menyipitkan mata. "Kau kenapa? Tidak seperti biasanya Kau seperti ini?
Ucup menghela nafas dan tiba tiba menarik baju Nandu. "Aku kenapa? Sudah Jelas Aku juga ingin memperjuangkan wanita seperti yang dilakukan temanku!
Jawaban Ucup membuat Nandu terbahak bahak, Pria itu tidak terfikirkan kalo sahabatnya akan menjawab seperti itu. "Hei tenang saja, Tuhan menciptakan manusia untuk berpasang pasangan. Tugasmu cukup mencari pasangan hidupmu.
Ucup terdiam. Sekali lagi ia menghela nafas panjang dan menunduk. "Sebaiknya kita pulang karena hari sudah gelap.
Nandu meringis tertawa. "Kau benar, hari sudah semakin gelap. Sebaiknya kita pulang sekarang.
Nandu menutup ponsel dengan gerakan agak kasar untuk memasukan ponsel nya kedalam saku celana nya. Lalu jatuh terduduk ke bangku yang sudah dipilihnya.
Kemudian Pria itu melihat keluar jendela seraya membayangkan sosok wanita yang sudah tidak bersamanya selama satu tahun kebelakang ini. "Kamu sedang apa sekarang? Aku sangat merindukanmu.
Seperti yang dikatakan nya tadi, Evellyn butuh waktu untuk berpikir. tentang masa lalu dan masa depan nya, dan juga tentang Donal.
Saat ini Evellyn tidak bisa duduk diatas Jensen dengan nyaman, karena masa lalu yang pernah ia lakukan terhadap Donal, sangatlah buruk untuk di ingat.
Sedangkan Aku yakin bila suatu saat Aku benar benar akan bersama Evellyn di sisa hidupku. Aku tidak pernah mengingat masa lalu yang buruk yang sudah dilakukan Evellyn terhadapku, Aku hanya menganggap bahwa semua itu hanya pelajaran yang sangat bermanfaat untuk diriku.
Dan terjadi lagi sebutir air mata Evellyn jatuh membasahi pipinya, Gadis itu cepat cepat menghapusnya dengan telapak tangan nya.
Kenapa kamu menangis? Kenapa tiba tiba hatinya terasa sakit? Apa aku menyakitinya lagi? Evellyn menghela nafas sedalam dalamnya lalu membuang nya dengan perlahan.
Pagi ini Matahari terlihat sangat cerah, dan langit berwarna biru muda ketika Aku mengendarai Jensen keluar dari rumahku.
"Musim semi benar benar telah tiba, hari ini adalah kesempatan terakhir ku menyatakan perasaanku kepada Evellyn setelah banyak percobaan yang sudah kulalui selama hidupku, semoga Aku berhasil untuk kali ini.
Aku melewati aspal yang disisi nya sedang ditambal sulam menggunakan batu split, ada plang peringatan di sekitar tambalan aspal tersebut "Hati hati sedang ada pekerjaan!" seraya menurunkan sedikit kecepatan Jensen yang sedang ku kumudikan.
Seperti di cerita cerita kebanyakan, Ini adalah satu Chapter terpenting di bagian hidupku. Meskipun kebanyakan gagal nya, Aku menikmati di setiap proses nya.
Satu per empat perjalanan sudah berlalu, Aku mengajak Evellyn ke tempat yang sudah kurencanakan sebelumnya. Didalam nya terdapat menu Pizza yang menjadi salah satu makanan terfavorit nya.
Evellyn berdiri menungguku di pintu masuk dengan menggendong tas Belgrade berwarna silver yang menjadi favorite nya.
Aku menghampiri nya, tidak tau mengapa kala itu Aku sangat percaya diri. "Didepanku sudah menunggu Gadis yang aku idam idamkan, Aku tidak percaya Gadis itu benar benar dekat denganku sekarang. Aku harus selesaikan ini, biar hatiku lega tidak ada beban yang mengganjal.
"Kamu mau pesan apa? "Tanya Gadis itu dengan pelan.
Aku mengambil daftar menu yang sudah disediakan di meja, Bentuk nya persegi panjang yang agak lebar, Tidak lupa daftar menu itu sudah di laminating dengan rapih.
"Apa ya? aku bingung.
Gadis itu berusaha menahan emosi nya, Lalu menjawabku. "Mungkin kamu suka pizza? Ini adalah makanan umum yang kebanyakan orang suka.
Aku hanya melihat bentuk makanan tersebut yang sangat mirip menyerupai piramida yang berada di Kota Mesir. "Apa makanan ini include dengan nasi?
Gadis itu menunjuk ke arah menu dengan telunjuk nya. "Ish! Kamu yakin tidak pernah makan pizza seumur hidupmu? Ini enak loh. Aku akan memesan nya sekarang dengan menulis daftar yang akan kita pesan, Lalu menggebuk bel yang sudah disediakan disini. Tidak perduli kamu mau bilang apa.
Aku hanya menuruti apa yang diucapkan nya, tidak membantah sedikitpun. "Aku setuju denganmu.
Pesanan yang sudah ditulis oleh Evellyn Angeline sedang dalam proses pembuatan, mungkin sekarang dalam proses pengadukan tepung, air serta bahan lain nya dibuat menjadi adonan. "Apa kamu yakin tidak pernah makan pizza sebelumnya? Kamu tidak berbohong kan?
Aku meringis tertawa serta melihat ke kedua bola mata nya yang cembung lucu. "Apa kamu tidak percaya denganku?
Gadis itu hanya bengong mendengar jawabanku, "Bagaimana bisa dalam keadaan bengong Gadis itu masih tetap terlihat cantik. "Ucapku dalam hati.
"Bagaimana Aku bisa percaya denganmu? Kita dulu tidak sedekat ini. Bagaimana bisa Aku tau tentang hal ini? Bahkan dulu Aku benci sekali denganmu.
Aku hanya melihat Gadis itu dengan senyumanku yang tidak seberapa manis nya dibadingkan dengan gula. "Bagaimana bisa orang lain menyebutmu aneh ya, Sedangkan Aku sangat terkagum denganmu.
Dia melihatku dengan tatapan sinis. "Sudah cukup dengan rayuanmu, Aku geli mendengar nya. Jika kamu tetap melanjutkan, lebih baik Aku pulang sekarang.
Aku menahan Gadis itu agar tidak benar benar meninggalkan dari kursi nya berada. Dan termenung lalu berfikir. "Seharusnya Aku tidak mengatakan hal itu tadi.
Bunyi yang tidak asing perlahan mendekat ke arah kami berdua, suara telapak sepatu yang berbunyi. "Tap Tap Tap semakin mendekat, semakin mendalam, semakin tercium aroma pizza yang telah di pesan oleh Evellyn Angeline beberapa menit yang lalu.
Aku melihat makanan itu dengan jelas, dan berfikir bagaimana Aku memakan ini? Aku lupa untuk mempelajari nya terlebih dahulu.
Gadis itu mulai mengiris bagian Pizza pertamanya memakai pisau yang sudah diletakan nya dengan pisau di tangan kiri nya lalu garpu di tangan kanan nya.
"Jika Kamu tidak bisa menggunakan pisau dan garpu, Kamu bisa memakan nya secara langsung dengan tangan. Aku akan mengajarimu, Jadi perhatikan dengan baik.
Evellyn melipat Pizza sedikit di tengah untuk membantu mengatur lekukan dan menjaga topping tetap pada tempatnya.
****