Chereads / Hujan untuk Raina / Chapter 2 - Bab.1

Chapter 2 - Bab.1

Raina , itulah namaku

Ibu berharap aku kuat dan setegar hujan

Walaupun berkali kali terjatuh

Namun tidak lupa cara untuk kembali.

Raina heryawan

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Di sebuah rumah mewah milik keluarga Heryawan terdapat adegan yang sangat dinantikan setelah sekian lama ditunggu tunggu.

Gemericik hujan diluar sana membuat suasana semangkin mencekam, petir menyambar di langit menambah suasana hujan yang semangkin deras.

Tiga tahun telah berlalu setelah pernikahan Heryawan dengan Ratna , sekaranglah saatnya impian yang selama ini dinantikan sepasang pengantin itu akhirnya terwujud. kebahagiaan yang sempurna setelah sekian lama menunggu.

Tampaklah seorang wanita yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya demi  buah hati yang sudah lama ia tunggu.

Seorang dokter dengan perawatnya berusaha membantu proses persalinan Ratna dengan sangat bahagia dan sungguh sungguh berharap agar ibu dan bayi yang dikandung lahir dengan selamat sehat walafiat.

"Ayo buk.....dorong buk....sekali lagi...

Semangat....." Itulah kata kata yang terdengar dari ruangan itu bersamaan dengan suara tangis bayi yang sangat nyaring dan bersemangat.

Tangis yang dinantikan oleh semua orang yang berada di rumah itu.

"Alhamdulillah...ibu bayiku sudah lahir,aku akan menjadi seorang ayah...aku jadi ayah..." Teriak Heryawan dengan sangat bahagia dengan kehadiran bayinya,

tidak ada yang bisa menggambarkan betapa bahagianya Heryawan saat ini.

Heryawanpun masuk kedalam ruangan tepat keberadaan sang istri tercinta yang sekarang sudah menjadi seorang ibu.

"Selamat pak Heryawan bayi anda lahir dengan selamat beserta ibunya yang selamat."

"Azankan putri anda," tutur sang dokter

"Putri? anakku perempuan? Cantik sekali , baiklah akan ku azankan ."

Setelah mengazankan dan mengiqamatkan sang putri kecil yang sangat cantik jelita barulah mereka berfikir untuk memberi nama sang gadis kecil.

"Rain .....yah namanya rain ," tutur Heryawan.

"Raina..... "ucap Ratna kemudian.

"Raina heryawan, aku berharap kelak putriku akan setegar hujan walaupun aku tidak bisa menemaninya ." lanjut Ratna lagi.

"Ratna kenapa kamu bicara begitu sayang? " Tanya Heryawan sambil mengelus rambut Ratna

"Astaga buk Ratna pendarahan..." Teriak dokter dengan nada yang sangat cemas

Mereka pun bergegas untuk bertindak.

"Tidak perlu dokter, aku sudah tidak tahan,

Aku hanya minta satu hal bang ,"

"Kamu tidak boleh bicara seperti itu, kamu pasti baik baik aja, "

"Bang aku harap kamu tidak akan mentelantarkan Putri kita walaupun kamu menikah lagi, kamu jangan buat Putri kita merasa kesepian , jangan sampai masa kecilnya penuh penderitaan, kamu janji kan bang?" ucap Ratna terbata bata.

"Iya aku janji, aku tidak akan membuat Ratna menderita."

"Ibu , Ratna titip Raina bu...."

Ratna kemudian menghembuskan nafas terakhirnya setelah membaca dua kalimat syahadat.

"Inalillahi Wainal illahi rojiun...."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

7 tahun kemudian

"Raina.... " teriak wanita yang sudah mulai tua memanggil Ratna dari gerbang sekolah SD  prawira , salah satu sekolah ternama di kota itu.

"Nenek....." Teriak sang gadis kecil itu sambil berlari menghampiri neneknya.

"Nenek sudah lama menunggu laina?" Tanya gadis kecil itu kepada neneknya.

"Nggak lama kok cuma sebentar, ayo kita pulang ," ucap sang nenek dengan nada disamakan dengan sang gadis.

"Nek ayah jemput laina, hore...ayah jemput laina.." ucap gadis itu berlari ke arah pria yang ia sebut ayah.

"Ayah....ayah jemput laina kan?"  Tanya gadis itu.

"Siapa bilang? saya tidak akan pernah menjemput kamu, dengar nama kamu saja aku sudah muak, enyahlah dari hadapanku ."

Bentak pria itu, yah pria itu adalah Heryawan.

Gadis yang dibentak hanya menunduk sambil menahan air matanya ,

Bagi Raina hal ini bukan baru lagi , ia sudah sering mendengar bentakan itu sejak ia kecil.

"Ayah..." Teriak gadis kecil lain yang digandeng seorang wanita paruh baya yang menyandang sebagai ibu tirinya.

Gadis itu lebih muda satu tahun dari Raina,

"Kanya sayang....ayo sini ," sambil memeluk gadis itu.

Kanya Heryanto, anak kedua Heryanto dari istrinya Bella , Heryanto menikah lagi setelah kematian Ratna.

Ia menikah dengan sahabat Ratna waktu SMA yang katanya temanya juga.

"Ayah...kenapa ayah memperlakukan aku sama Kanya berbeda ? Aku salah apa ?"

Tanya Raina dengan suara gemetar sambil memegang tangan ayahnya.

Jujur ia tidak pernah dipeluk oleh ayahnya sendiri.

Ayahnya selalu memanjakan Kanya tanpa mempedulikan Raina.

"Jangan banyak omong kamu,saya bilang pergi dari sini sebelum saya tambah marah ,"  bentak Heryanto sambil menghempaskan tangannya membuat si gadis tersungkur ke aspal.

"Heryanto.....jangan pernah kau kasar apalagi membentak cucuku,kau sudah keterlaluan ," teriak nenek Raina sambil berjalan dan membantu Raina berdiri.

"Ayo Raina kita pulang,jangan pernah memohon ataupun memanggil pria ini ayah, seorang ayah tidak mungkin membentak anak kandungnya sendiri ,"

Sambil menghentikan taksi.

Raina menangis tersedu sedu hatinya sangat sakit, ia tidak sanggup dibenci oleh ayah yang sangat ia sayangi.

Raina juga butuh kasih sayang seorang ayah dan ibu tapi semua itu mustahil ia dapatkan.

Raina hanya mendapatkan kasih sayang dari nenek yang selalu menjaganya sejak ia bayi.

Ia sangat beruntung mempunyai nenek yang sangat menyayanginya juga.

"Sudahlah Raina, kamu jangan menangis lagi,kan masih ada nenek yang sayang sama kamu, nenek tidak akan ninggalin kamu ."  Hibur nya.

"Makasih nek, laina sayang nenek ,"

Siang berganti malam malam berganti pagi hari pun terus berputar tapi tidak ada yang berubah semuanya tetap sama.

Raina yang selalu mendapatkan kasih sayang hanya dari neneknya seorang,

Sampai sekarang ayahnya tidak berubah tetap sama dan benci Raina.

Raina hanya ingin tau mengapa ayah membencinya.

Malam ini adalah ulang tahun Raina,

Tidak ada yang berubah malam ini hujan turun dengan sangat deras tapi sayangnya tidak ada petir , seperti biasa Raina bermain dibawah air hujan dengan sangat bahagia.

Saat Raina dibasahi air hujan entah kenapa hatinya sangat senang ia merasa kalau ia sangat dekat dengan ibunya.

Sayangnya sekarang Raina hanya sendiri neneknya tadi pamit untuk membuat kue ulang tahun kesukaan Raina,

Tapi tidak apa apa Raina bahagia.

Setelah puas bermain hujan iapun berjalan masuk kembali kedalam rumah.

"Raina...lantai rumahku... " Teriak Bella

"Ayah...Raina buat ulah lagi . " teriaknya lagi

"Ada apa sih?"  Tanya Heryawan.

"Raina, kamu lagi lagi dan lagi,aku muak punya anak sial kayak kamu ." Umpat Heryawan.

"Yah Raina salah apa?"

"Oiyah yah, hari ini ulang tahun Raina loh  ayah ucapin Raina selamat ulang tahun dong ," rengek Raina.

"Kamu sungguh anak kurang ajar , kamu sudah merenggut nyawa istriku,dan sekarang apa? kamu bahagia saat aku menderita..." Teriak Heryawan.

"Anak durhaka !! kau merayakan ulang tahunmu tepat saat aku kehilangan istriku, aku benci sangat benci...."

Sambungnya lagi.

"Jaga ucapannya Heryawan.." ucap nenek yang sudah tidak tahan atas perlakuan anaknya.

"Apa kau sudah lupa dengan janjimu tujuh tahun yang lalu? " Lanjutnya lagi.

"Aku tidak pernah berjanji apapun , aku bersumpah akan membenci anak ini sampai aku mati.."  tutur Heryawan dengan suara lantang bersamaan dengan suara petir yang menyambar pohon depan rumahnya.

"Kau sungguh keterlaluan , kau...." Teriak nenek sambil melayangkan tangannya ingin menampar Heryawan.

Namun gagal Bella menangkis tangan itu.

"Jangan coba coba menampar suamiku . " ucapnya sambil mendorong nenek dengan sangat kuat.

Raina sangat syok melihat adegan itu,

Hatinya sakit melihat neneknya mengeluarkan banyak darah akibat terbentur  meja.

"Nenek...." Teriak gadis itu sambil memegang kepala nenek yang sangat ia sayangi.

Ia tidak sanggup melihat semua ini,

Raina benci hari ini

Raina benci wanita itu

Raina benci hujan

Raina benci namanya

Raina benci semua orang....

Tatapan gadis itu semangkin membara, ia sangat benci wanita yang sudah melukai neneknya.

"Kau pembunuh...aku benci pembunuh...seumur hidup aku tidak akan melupakan kejadian ini...kau pembunuh ..."

Teriak Raina sebelum semuanya gelap, ia terkapar tak berdaya bersamaan dengan tubuh neneknya yang berlumuran darah.

Gimana? next atau nggak?

Jangan lupa  kasih vote dan komentarnya ya teman teman biar aku tambah rajin nulisnya.

Selamat membaca buat kamu yang manis😊

Salam😊

Dianapatri

2020