Chereads / Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 44 - 5.9 - Usaha Penyelamatan

Chapter 44 - 5.9 - Usaha Penyelamatan

Bekas ladang 5 km di sebelah barat Vila Haggel.

Pukul 2105, 19 Juli 2025

Sebuah Chinook terbang rendah untuk mengamankan perimeter sementara Chinook lain mendarat dengan mulus. Begitu pintu Chinook terbuka, Sersan Liam dan sebelas personel STA dengan callsign Green Raccoon segera berlari kecil keluar dan membentuk posisi bertahan yang mengcover sudut 360 derajat.

Sambil tetap berlutut dan mengamati sudut yang menjadi jatahnya, Sersan Liam  memencet tombol PTT.

"Green Raccoon, Sleepy Panda, pemeriksaan komunikasi."

[Sleepy Panda, Green Raccoon, jelas dan jernih.]

"Green Raccoon, Sleepy Panda, pemeriksaan visual."

[Sleepy Panda, Green Raccoon, dua belas IR Strobe menyala dan terlihat dengan jelas.]

"Roger, Green Raccoon, selesai."

Sersan Liam lalu menoleh ke arah kokpit Chinook sambil mengacungkan jari jempol, dan pilot Chinook membalas dengan anggukan kecil.

Tidak lama setelah kedua Chinook meninggalkan titik insersi, personel Green Raccoon lalu memecah menjadi tiga sub-tim berkekuatan empat personel, dan dengan panduan Sleepy Panda ketiga sub-tim merapat ke titik observasi di sekitar vila yang menjadi target.

Tugas yang diemban personel Green Raccoon adalah mengumpulkan intel sebanyak mungkin dan mengkonfirmasi lokasi sandera. Begitu lokasi sandera diperoleh, maka TF Pollux akan segera melancarkan operasi pembebasan sandera saat fajar nanti, dengan dukungan tembakan berakurasi tinggi dari personel Green Raccoon.

Begitu ketiga sub-tim Green Raccoon menempati posisi masing-masing, peralatan untuk menguping dari jarak jauh segera digelar. Personel Green Raccoon sama sekali tidak membuang waktu untuk menggali lubang perlindungan karena opsi yang mereka miliki hanyalah memberikan dukungan tembakan untuk TF Pollux atau sepenuhnya ditarik mundur saat fajar nanti.

Alat penguping yang digunakan personel Green Raccoon dalam operasi kali ini menggunakan sinar laser sebagai basis. Sinar laser akan dipancarkan ke kaca jendela ruangan yang akan dikuping, dan setiap gelombang suara yang diterima permukaan kaca akan dikirim balik ke alat pendengar. 

Berdasarkan intel dari Sleepy Panda, semua kamar dan ruangan di vila yang menjadi target memiliki jendela kaca. Jadi alat penguping jarak jauh dengan basis sinar laser tersebut akan sangat cocok untuk misi kali ini.

Dan sungguh beruntung, karena meski setiap jendela dilengkapi dengan kain gorden, tidak ada satu ruangan pun yang jendelanya ditutup dengan gorden. Karena tidak peduli secanggih apapun alat penguping jarak jauh berbasis sinar laser, alat tersebut akan mandul jika diantara sumber suara dan kaca jendela yang sedang coba dikuping terdapat kain gorden, tidak perduli setipis apapun kain gorden tersebut.

Sersan Liam dan sub-tim satu bertugas menguping setiap ruangan di sisi timur vila, dan ia segera mengerutkan dahi begitu hasil pengupingan dari salah satu jendela di lantai satu masuk ke telinganya.

- - - - -

Ruang tengah Vila Haggel.

Pukul 2218, 19 Juli 2025

Rhaver menikmati segelas anggur sementara tidak jauh dari tempat ia duduk beberapa bawahannya asyik menyetubuhi kelima pekerja Amethyst Merchant yang tergeletak tak berdaya di atas matras.

Diam-diam Rhaver mencampurkan obat perangsang ke dalam makan malam kelima pekerja Amethyst Merchant dan tidak lama berselang pesta seks dimulai. Giliran diatur berdasarkan posisi tertinggi dan Rhaver menyetubuhi setiap pekerja Amethyst Merchant hingga 2-3 kali sebelum ia puas, lalu menghabiskan waktu dengan minum anggur.

Sore ini, Rhaver menerima perintah dari Baron Eslei untuk menghapus semua petunjuk yang bisa mengaitkan Region Liqua dengan insiden di Dataran Berril. Baron Eslei juga memberitahunya kalau Lassac tidak akan kembali ke Vila Haggel dan ia ditunjuk untuk menggantikan posisinya.

"Kau yakin tidak akan meminta mereka untuk berhenti, kelima pekerja Amethyst Merchant akan mati karena kelelahan jika mereka terus disetubuhi tanpa jeda, dan Lassac akan menguliti kita jika hal tersebut sampai terjadi."

Rhaver menoleh ke arah rekan yang mencoba menasehatinya sebelum menggeleng perlahan.

"Jika mereka mati maka yang perlu kita lakukan adalah mengremasi tubuh mereka hingga tidak bersisa. Kita juga tidak perlu mengkhawatirkan Lassac."

Rekan Rhaver terdiam untuk beberapa lama sebelum berkata.

"Kalau begitu aku akan menikmati tubuh kelima pekerja Amethyst Merchant sekali lagi."

- - - - -

Mansion kediaman Baron Eslei, Okko City, Region Liqua.

Baron Eslei menikmati segelas anggur sambil termenung di ruang studi miliknya. Sore ini ia terpaksa membungkam Lassac, salah satu pengikutnya yang paling setia, untuk selama-lamanya.

Tanpa ragu ia menolak ide Lassac untuk mengembalikan kelima pekerja Amethyst Merchant yang diculik karena ia tidak bisa memprediksi apakah Amethyst Merchant akan berhenti setelah menghukum Lassac atau tetap akan mengusut tuntas hingga jumlah kepala yang menggelinding dapat memuaskan hati mereka.

Meskipun Baron Eslei adalah tokoh utama dalam Faksi Warhawk, ia adalah orang pertama yang menolak undangan dari Region Tarai untuk menyerang Region Tuscan dan Amethyst Merchant.

Ia berkali-kali berkeras agar utusan segera dikirim ke Magwurt City untuk membuka kontak dengan Amethyst Merchant. Karena jika mereka bersedia bekerja sama dengan Region yang sedang sekarat, maka ada kemungkinan mereka juga bersedia bekerja sama dengan Region Liqua.

Meski syarat yang diajukan mungkin akan cukup berat, Region Liqua tidak memiliki banyak pilihan karena setelah ahli pertanian yang dikirim Makai Royal Family gagal menyelamatkan ladang di Region Liqua, Makai Royal Family sepenuhnya mengacuhkan Region Liqua.

Selain itu, cadangan bahan pangan milik Region Liqua sudah jauh melewati batas aman. Meski serbuan ke Region Tuscan memilki kemungkinan sukses hingga 70%, serbuan tersebut tetap bisa menjadi neraka tersendiri bagi Region Liqua jika Region Tuscan dan Amethyst Merchant berhasil mengubah ritme konflik menjadi perang berlarut.

Namun para tokoh Faksi Peace Dove terus berkeras kalau mereka tidak boleh menunjukkan sikap lemah di hadapan dua sekutu mereka. Rekan-rekan Baron Eslei dari Faksi Warhawk akhirnya jatuh dalam pengaruh para tokoh dari Faksi Peace Dove dan tidak lama berselang serbuan ke Region Tuscan dilancarkan.

Baron Mhors sadar kalau intensi para tokoh utama Faksi Peace Dove yang didominasi politikus dan pedagang tidak didasari oleh pemikiran rasional, tapi oleh ketamakan setelah mereka mendengar bahan pangan, kekayaan dan teknologi yang dibawa oleh Amethyst Merchant. Namun ia sama sekali tidak berdaya menghentikan serbuan ke Region Tuscan.

Saat akhirnya serbuan ke Region Tuscan gagal, para tokoh Faksi Peace Dove tanpa ragu menolak melakukan pembelian bahan pangan menggunakan aset Region Liqua yang masih tersisa. Diam-diam mereka justru bersiap meninggalkan Region Liqua sambil membawa aset yang tersisa. 

Karena itulah pada akhirnya Baron Eslei memberanikan diri melancarkan aksi drastis beresiko tinggi, meski ia tahu demi kesuksesan aksi tersebut ia harus membayar mahal dengan kehilangan pendukung paling setianya.

Kling-kling!

Tidak lama setelah Baron Eslei membunyikan lonceng kecil di mejanya, seorang butler tua segera masuk ke ruang studi.

"Ser Baron, apakah ada yang Anda butuhkan?"

Baron Eslei mengangguk kecil sebelum berkata.

"Apakah Maester Rig sudah sepenuhnya memahami teknik pertanian yang dikirim dari Vila Haggel?"

"Menurut Maester Rig ia sudah menguasainya hingga 80%. Sisanya akan ia kuasai dalam beberapa hari. Namun ia terus memohon agar diijinkan bertemu dengan ahli pertanian yang menciptakan teknik yang sedang dipelajarinya."

Dengan kasual Baron Eslei menjawab.

"Katakan padanya ahli pertanian tersebut berasal dari Benua Roumstell dan ia tidak bersedia bertemu dengannya, dan perintahkan Ureg untuk melenyapkan Vila Haggel bersama isinya malam ini juga."

- - - - -

Ruang Kendali Operasi, FOC South 860.

Begitu Vex menerima intel mengenai simbol '505' di halaman Vila Haggel, tanpa membuang waktu ia segera mengirim sebuah Unit STA untuk melakukan pengumpulan intel dan mengkonfirmasi keberadaan sandera.

Lokasi Vila Haggel berada tegak lurus di sebelah barat FOC South 860 pada jarak 334 km, atau di sebelah barat daya Benteng Cambia pada jarak 281 km. Artinya, baik dari FOC South 860 atau dari Benteng Cambia, Vila Haggel ada di luar radius tempur Kiowa Warrior, Viper atau Venom yang ada dikisaran 240 km.

Aset ACG yang dapat digunakan untuk mengirim Unit STA hanya Chinook, Hercules atau Osprey. Hercules langsung dikeluarkan dari pilihan karena tidak bisa memberikan dukungan tembakan jika terjadi versus kontak saat insersi. 

Sedangkan struktur Osprey tidak memungkinkan platform tersebut dipasangi senjata pada jendela di kedua sisinya. Opsi penempatan senjata pada Osprey hanya ada di pintu belakang (ramp-gun), di bawah hidung (nose-gun) atau di dalam lambung (belly-gun).

Selain M2HB 12.7 mm yang ditempatkan di pintu belakang, setiap Osprey milik ACG juga dilengkapi dengan pelontar granat otomatis 40 mm yang dipasang di lambung dan dikendalikan secara remote serta diisi ulang dari kabin. Namun karena sistem senjata tersebut memakan tempat dan mengurangi daya angkut serta daya jelajah Osprey, maka ACG hanya memasangnya saat ada misi-misi khusus.

Sayangnya, Vex tidak menduga lokasi target dalam operasi kali ini ada diluar radius tempur heli serang atau heli pendukung. Jadi ia baru memerintahkan pemasangan belly-gun pada Osprey setelah mendapat intel mengenai kemungkinan keberadaan sandera di Vila Haggel. 

Osprey dengan belly-gun akan menjadi sarana transportasi utama dalam operasi pembebasan sandera. Sedangkan personel STA yang akan melakukan pengumpulan intel akan dikirim menggunakan Chinook yang telah dikonversi secara kilat menjadi heli serang dengan memasang berbagai senjata pada jendela di kedua sisinya.

Masalahnya, saat Chinook yang mengirim personel STA sudah hampir tiba di FOC South 860, Vex menerima notifikasi kalau personel STA memutuskan untuk melakukan intervensi karena nyawa sandera dalam kondisi terancam.

Tanpa ragu Vex segera memerintahkan agar dua Chinook yang hampir tiba di FOC South 860 untuk menerima pengisian bahan bakar dari dua KC-130J yang stand-by di udara untuk mendukung operasi Poseidon, lalu segera putar balik untuk memberikan dukungan tembakkan bagi personel STA.

Di saat yang sama, Vex mengirim dua Viper dari Benteng Cambia. Sementara dari FOC South 860 dikirim tiga Chinook bersenjata yang mengangkut 36 personel Kompi CQB dan sebuah Chinook yang mengangkut fuel-blader dalam kondisi terisi penuh. 

Meski begitu bukan berarti hati Vex tidak dipenuhi dengan kecemasan.

Selain kualifikasi sebagai penembak mahir, personel STA juga wajib memegang kualifikasi CQB. Karena berdasarkan pengalaman lapangan pada perang perkotaan, posisi menembak yang ideal kadang ada di lokasi yang tidak bersahabat, dan dalam proses menuju ke posisi tembak atau kembali ke wilayah kawan kadang penembak tepat harus berurusan dengan penyergapan atau pertempuran jarak dekat lainnya.

Namun meski begitu, personel STA tidak pernah dipersiapkan secara spesifik untuk melakukan pembebasan sandera. Menu latihan CQB mereka berfokus pada usaha untuk mengeleminasi lawan secepat mungkin.

Di saat yang sama diperkirakan ada lebih dari 50 musang di dalam vila yang menjadi target, dan semuanya adalah combatan berpengalaman yang tidak takut mati.

Ditambah lagi, dari hasil interogasi dengan petinggi Liqua Guard, IDG berhasil memperoleh informasi mengenai pergeseran sebuah Skuadron Kavaleri berkekuatan 900 personel ke pos perbatasan yang terletak 8 km di sebelah barat vila.

Secara resmi pergeseran tersebut adalah bagian dari operasi patroli perbatasan. Namun bagi personel IDG pergeseran tersebut bukan pergeseran biasa mengingat kapten yang menjadi pemimpin unit dan seluruh anggotanya adalah mantan pengikut setia Baron Eslei.

Kuda perang rata-rata memiliki kecepatan 60 km/jam. Jadi untuk tiba di vila, Skuadron Kavaleri yang mangkal di pos perbatasan dan bertugas sebagai QRF hanya butuh waktu  8 menit sejak mereka menerima sinyal tanda bahaya.

Untuk menghancurkan QRF lawan yang jumlahnya mencapai 900 personel tersebut, dibutuhkan sebuah serangan udara presisi dengan skala menengah.

Masalahnya, Harley Quine MOA dan vila yang menjadi target terpisah sejauh 870 km. Jika misinya adalah mengamankan ruang udara, maka Super Hornet dengan bekal 2 AIM-9 dan 4 AIM-120 bisa segera diterbangkan.

Namun untuk melakukan serangan udara presisi kelas menengah, radius tempur Super Hornet hanya ada di kisaran 722 km. Radius tempur Super Hornet bisa ditingkatkan dengan memasang CFT (Conformal Fuel Tank) di punggung fighter tersebut, namun beberapa persiapan yang cukup memakan waktu tetap perlu dilakukan. Tanpa kalkulasi panjang lebar, Vex segera tahu kalau Viper dari Benteng Cambia akan tiba di lokasi terlebih dahulu sebelum Super Hornet dari Harley Quine tinggal landas.

Aset lain yang bisa digunakan untuk melakukan serangan udara presisi skala menengah adalah Poseidon, yang bisa langsung tinggal landas begitu bom pintar dipasang. Namun Viper diperkirakan tetap akan tiba terlebih dahulu mengingat kecepatan tertinggi Poseidon hanya ada di kisaran 907 km/jam.

Sementara untuk Poseidon dan Reaper yang terbang di sekitar vila, semuanya tidak dibekali dengan senjata dengan tujuan agar mereka dapat terbang dan melakukan penjejakan selama mungkin.

Di saat seperti inilah Vex sangat mengharapkan kehadiran AV-8 Harrier II yang dapat melancarkan serangan udara presisi baik siang malam dan segala cuaca, dari sebuah pangkalan dengan fasilitas minim seperti FOC South 860.

'Sepertinya aku harus membuat protokol baru agar saat berpatroli Poseidon selalu membawa Maverick atau Paveway II di dalam internal-bay.'

Gumam Vex sebelum menoleh ke arah perwira penanggung jawab dukungan udara.

"Berapa lama lagi sebelum pemasangan belly-gun pada Osprey selesai?"

"Sekitar 45 menit."

Vex kembali memijit keningnya karena ia sadar proses pelepasan komponen yang sudah terpasang justru akan memakan waktu yang lebih lama.

Pada akhirnya Vex hanya bisa menghela nafas panjang sebelum berkata.

"Minta mereka bekerja lebih cepat."

"Sir!"

Perwira penanggung jawab dukungan udara menjawab dengan mantap sambil meraih radio di pinggangnya.

*****