30 km di belakang pos perbatasan utara Darpha Guard, ketinggian 20.000 kaki.
0920, 6 Jul 2025
Sebuah P-8 Poseidon dengan callsign Rolling Panda membelah angkasa dengan luwes. Tugas yang diemban Rolling Panda adalah melancarkan serangan udara sebagai bagian dari Guanboat Diplomacy.
Saat memasuki ruang udara Region Darpha, Rolling Panda sempat kepergok oleh patroli sepasang Rider yang kemudian membuntutinya.
Dalam misi kali ini, Rolling Panda tidak membawa rudal udara ke udara sebagai sarana pertahanan diri. Namun karena Cloud Hawk hanya bisa terbang hingga ketinggian 12.000 kaki dengan kecepatan maksimal 360 km/jam, maka kru Rolling Panda dengan hati tenang mengabaikan dua penguntit yang membayangi mereka.
Begitu Rolling Panda berada di atas koordinat target, 18 GBU-32 yang ada di sayap dan internal bay pesawat patroli tersebut segera dilepaskan.
Saat menjatuhkan JDAM, taktik yang biasa digunakan adalah menyebar titik jatuh untuk menghasilkan area ledakan seluas mungkin, atau memusatkan titik jatuh agar kerusakan yang dihasilkan semaksimal mungkin.
Untuk misi kali ini, Rolling Panda mendapat perintah agar seluruh GBU-32 dijatuhkan pada satu titik.
Basis GBU-32 yang digunakan kali ini adalah General Purpose Bomb Mk.83 dengan isian TNT seberat 180 kg atau 40% dari total berat Mk.83. Secara kasar sebuah Mk.83 dapat menutup area seluas 200 m2 dimana setiap 1 m2 akan mendapat jatah 900 gram peledak. Potensi tersebut tinggal dikalikan 18 jika seluruh Mk.83 yang dibawa Rolling Panda dijatuhkan pada titik yang sama.
Tentu saja radius bunuh sebuah Mk.83 tidak hanya sebatas 200 m2, karena gelombang kejut, gelombang panas dan fragmentasi yang dihasilkan 180 kg TNT masih bisa memberikan efek instant-kill terhadap manusia hingga jarak 200 meter dari pusat ledakan.
Tidak sulit untuk membayangkan seberapa besar kerusakan yang baru saja dihasilkan oleh Rolling Panda, namun prosedur untuk merekam hasil pengeboman tetap dilaksanakan seperti biasa.
Sesaat setelah video hasil ledakan diambil, Rolling Panda lalu menambah ketinggian dan memulai misi penjejakan. Sementara Rider yang membuntuti mereka memandang area yang baru saja diluluh-lantakan dengan mulut ternganga lebar. Butuh waktu beberapa lama sebelum kedua Rider tersebut tersadar dan segera mengeluarkan kristal komunikasi serta kristal perekam.
- - - - -
Kastil Dohark, Dohark City, Region Tarai
1005. 6 Jul 2025
Di sebuah ruang pertemuan mewah, tiga bangsawan duduk berhadapan dengan wajah muram.
Count Weizz, Pemimpin tertinggi Region Tarai
Viscount Olrig, Pemimpin tertinggi Region Liqua
Viscount Yelk, Pemimpin tertinggi Region Darpha
Begitu ketiganya mendengar insiden di Dataran Berril dan rumor mengenai serbuan dan aneksasi yang akan dilancarkan Region Tuscan dan Amethsyt Merchant, keringat dingin segera membasahi punggung ketiga pemimpin Koalisi Utara.
Ditambah lagi ketiganya mendapat laporan kalau sejumlah besar personel Tuscan Guard dan ratusan kereta besi milik Amethyst Merchant memasuki Benteng Cambia pagi ini.
Sementara itu, gerobak terbang milik Amethyst Merchant menerobos masuk ke wilayah Koalisi Utara hingga mencapai ibukota masing-masing, lalu dengan menggunakan pengeras suara memberikan ultimatum agar personel Amethyst Merchant yang diculik segera dikembalikan dalam keadaan hidup.
Parahnya, Rider yang mencoba menyergap gerobak terbang milik Amethyst Merchant dihantam oleh tombak api yang sekonyong-konyong muncul dari langit.
Dengan menggunakan Cloud Hawk tercepat, Viscount Olrig dan Viscount Yelk segera bergegas menuju Kastil Douhark untuk menemui Count Weizz.
Dan saat ketiga pemimpin Koalisi Utara sedang saling tuduh dengan sengit mengenai siapa orang tolol yang memprovokasi Amethyst Merchant secara terbuka, mereka kembali mendapat laporan yang menyesakkan dada.
Tiga serangan udara baru saja dilancarkan panah terbang raksasa milik Amethyst Merchant, di setiap wilayah Koalisi Utara dalam waktu yang nyaris bersamaan.
Ketiga target yang diluluh-lantakan hanyalah padang gersang dan tidak ada korban jiwa. Namun dari kristal perekam pemimpin Koalisi Utara dengan mudah mendapat gambaran seandainya saja serangan tersebut diarahkan ke kastil mereka, maka dapat dipastikan kastil tersebut akan rata dengan tanah beserta seluruh isinya.
Hal tersebut masih ditambah dengan pesan dari Jenderal Khartoum yang dikirim melalui kristal komunikasi jarak jauh, berisi:
-Serangan udara selanjutnya tidak akan meleset.-
Count Weizz memijat keningnya yang terasa pening saat ia teringat kalau Koalisi Utara tidak memiliki saluran belakang dengan Region Tuscan. Sementara Benteng Cambia tidak merespon panggilan yang ia kirim.
Dengan nada berat Count Weizz lalu berkata.
"Aku tidak memaksa kalian untuk mengikuti usulku, tapi sebaiknya kalian bergegas memutuskan apa yang akan kalian lakukan. Karena duduk di sini sambil saling tuduh tidak akan membawa hasil apa-apa."
Count Weizz lalu bangkit berdiri dan keluar ruangan, meninggalkan Viscount Olrig dan Viscount Yelk yang termangu di tempat masing-masing.
- - - - -
Pos Perbatasan Tarai Guard, 2 km di sebelah utara Benteng Cambia
1520, 6 Jul 2025
Kapten Elkan memandang Benteng Cambia sambil tanpa henti-hentinya ia menarik nafas dalam-dalam. Pagi tadi ia menyaksikan belasan gerobak terbang mendarat ke dalam Benteng Cambia, dan beberapa jam kemudian ratusan kereta besi milik Amethyst Merchant dan ribuan Tuscan Guard masuk dari gerbang timur.
Malangnya, setelah Kapten Elkan melaporkan penumpukan kekuatan di Benteng Cambia, ia dan unitnya hanya diperintahkan untuk semaksimal mungkin memperlambat serbuan yang akan dilancarkan, tanpa ada pemberitahuan mengenai bantuan yang akan dikirim.
Pos yang dipimpin Kapten Elkan hanya dijaga Skuadron Kavaleri berkekuatan 200 personel, dimana sebagian besar diantaranya baru saja menyelesaikan pelatihan. Karena itu ia tidak henti-hentinya bertanya.
'Bagaimana mungkin kami menahan serbuan dari lawan yang mampu melenyapkan sebuah korps dalam satu tarikan nafas?'
Dalam konflik sebelumnya, Kapten Elkan menjadi bagian dari korps yang bertugas menghadang serbuan yang dikhawatirkan akan dilancarkan dari Benteng Cambia, dan ia selamat dari badai api yang menyapu habis elemen utama karena saat itu ia sedang memimpin pengintaian ke Benteng Cambia.
Kapten Elkan masih ingat dengan jelas, ketika ia dan personel yang selamat seharian mengumpulkan abu dan arang rekan-rekan mereka yang gugur agar dapat menyemayamkannya dengan layak.
'Sepertinya kami juga akan mengalami nasib yang sama.'
Gumam Kapten Elkan di dalam hati sebelum menoleh ke arah Centurion yang berdiri di sebelahnya.
"Apakah masih belum ada balasan dari Benteng Cambia?"
Centurion di samping Kapten Elkan mendesah panjang sebelum menjawab.
"Sama sekali belum dan petugas komunikasi sudah memastikan tidak ada gangguan sinyal pada komunikasi kristal. Pesan yang kita kirim sepenuhnya diterima oleh Benteng Cambia, hanya saja mereka mengacuhkannya."
Biasanya, pihak yang melakukan penumpukan kekuatan di perbatasan akan mengirim pesan kepada pihak di seberangnya kalau mereka sedang melakukan latihan. Meski pesan tersebut akan ditertawakan dan pihak di seberang tetap melakukan persiapan penuh untuk menghadang serbuan yang mungkin dilancarkan, setidaknya hal tersebut bisa sedikit meredakan ketegangan.
Namun Tuscan Guard dan Amethyst Merchant sama sekali tidak mengirim pesan apapun dan bahkan mengabaikan pesan yang masuk.
Hal tersebut membuat ketegangan di pos perbatasan Tarai Guard melambung hingga setinggi langit. Karena memotong komunikasi secara total bisa diartikan sebagai deklarasi permusuhan yang tidak mungkin direkonsiliasi lagi.
Langkah tersebut biasa diambil oleh otoritas dunia ke-2 seperti Kingdom Makai atau Kingdom Horrep saat mereka hendak menganeksasi wilayah yang lebih kecil.
Kapten Elkan bisa saja memalsukan komunikasi untuk menenangkan bawahannya. Tapi ia memilih untuk tidak melakukan hal tersebut. Tidak peduli sesulit apapun kondisi yang dihadapi, ia ingin agar anak buahnya tidak berpegang pada harapan palsu.
Dengan demikian anak buahnya bisa lebih cepat menerima kenyataan, dan saat kematian datang menjemput mereka bisa mati tanpa penyesalan karena telah bertempur hingga titik darah penghabisan, lalu menyeberang ke alam baka dengan damai.
Meski begitu, bukan berarti hati Kapten Elkan tidak terasa sesak saat ia teringat kalau sebagian besar anak buahnya hanyalah remaja berusia belasan tahun.
"Perintahkan seluruh personel untuk menulis pesan terakhir, lalu minta personel termuda untuk mengantarkannya ke Markas Pusat."
"Sir!"
Centurion di samping Kapten Elkan menjawab dengan mantap. Ia sadar kalau perintah yang baru saja diterimanya adalah pesan tidak langsung bahwa opsi menyerah sudah dihapus, tapi tanpa keraguan ia menerima perintah tersebut.
Namun Sang Centurion baru berjalan dua langkah ketika seorang Centurion lain berlari tergopoh-gopoh menghampiri Kapten Elkan.
"Kapten, sebuah konvoi datang dari utara."
Kapten Elkan segera memeriksa arah yang ditunjuk Centurion kedua menggunakan teropong monokuler, dan seketika itu juga ia melihat konvoi kavaleri mengawal tiga kereta mewah masing-masing dengan insignia pemimpin Koalisi Utara.
Tanda tanya besar memenuhi wajah Kapten Elkan, namun ia tetap tahu apa yang harus dilakukannya.
"Siapkan kudaku, aku sendiri yang akan menyambut mereka."
"Sir!"
Centurion kedua menjawab mantap sebelum bergegas menjalankan perintah.
*****
Jika Anda menyukai karya ini, mohon dukung author dengan membacanya di:
https://webnovel.com/book/daftar-operasi-tf-amethyst_18237552306968405
Terima kasih.