Sebuah bar kelas menengah di Walluo City.
"Pemilik bar sedang keluar dan baru akan kembali beberapa hari lagi."
Jawaban datar dari bartender membuat Kapten Rumus mendesah dalam diam, sambil memaksakan senyum ia lalu berkata.
"Dimengerti, tapi bisakah kau mencicipi bir yang kami tawarkan lalu memberi referensi kepada pemilik bar?"
"Maaf aku tidak bisa melakukannya tanpa ijin dari pemilik bar."
"Baiklah, dan terima kasih atas waktunya."
Tanpa membuang waktu Kapten Rumus dan rombongan dari Magwurt City lalu berjalan menuju pintu keluar.
Selama dua jam terakhir Kapten Rumus dan rombongan dari Magwurt City mengunjungi enam bar kelas menengah di Walluo City, namun tidak ada satupun bar yang bersedia mencicipi Amur Beer apalagi menempatkannya ke dalam menu.
Pilihan yang tersisa tinggal bar kelas atas milik para bangsawan atau bar kelas rendah. Bar kelas atas dicoret dari pilihan karena para bangsawan hanya bersedia berbisnis dengan sesama bangsawan. Jadi pilihan yang ada tinggal bar kelas rendah.
"Maaf Ser Slane, saya tidak mengira mereka akan menolak Amur Beer tanpa mencobanya terlebih dahulu."
Dengan kasual Letkol. Slane menjawab.
"Jangan cemaskan hal tersebut."
Letkol. Slane sepenuhnya sadar kalau pemilik bar biasanya enggan berganti pemasok jika sudah memiliki pelanggan yang cukup besar. Sedangkan menambahkan bir lain ke dalam menu dapat menyinggung pemasok lama dan berakibat pada penghentian kerja sama.
Lagipula perjalanan mereka tidak sepenuhnya sia-sia, karena mereka juga bisa melihat daftar harga di setiap bar, sehingga bisa mengetahui kalau harga bir di bar kelas menengah ada di kisaran 10-12 coins/gelas.
Meski begitu, hati Kapten Rumus tetap dipenuhi penyesalan. Karena ia tahu betul kalau Amur Beer jauh lebih nikmat dari bir yang dijual di bar kelas menengah atau bahkan bar kelas atas.
Sadar akan suasana hati Kapten Rumus, Letkol. Slane segera menambahkan.
"Sebaiknya kita istirahat dulu sambil makan siang."
"Dimengerti, kebetulan saya tahu kedai yang kelezatan menunya tidak tertinggal terlalu jauh dari kedai Amethyst Merchant di Magwurt City."
Letkol. Slane tersenyum sebelum berkata.
"Kalau begitu kita akan makan siang di sana."
- - - - -
Kedai Dourk, Walluo City
Pukul 1240, 7 Juni 2025
Tempat makan siang yang dipilih Kapten Rumus adalah kedai berukuran sedang yang sangat ramai. Rombongan dari Magwurt City bahkan harus menunggu untuk beberapa lama sebelum mendapat meja dengan kapasitas delapan orang.
Satu hal yang menarik perhatian Letkol. Slane adalah, di salah satu sudut kedai seorang anak laki-laki dengan wajah penuh lebam sibuk mengupas satu keranjang kentang, dan sesekali anak tersebut akan menyentuh lebam di wajahnya sambil meringis.
Sementara Letkol. Slane memperhatikan anak laki-laki di sudut kedai, satu dari dua pelayan wanita di Kedai Dourk datang menghampiri. Kapten Rumus segera bertanya kepadanya.
"Apa menu hari ini?"
"Sup kacang polong, sosis panggang, steak domba, salad kentang, kentang panggang, telur rebus, roti hitam, apel atau pir, bir jahe atau air putih matang."
Melihat Kapten Rumus menoleh ke arahnya, Letkol. Slane segera mengajukan pesanan.
"Untukku sup kacang polong, sosis panggang, telur rebus, salad kentang, apel serta bir jahe, dan bisakah kau beritahu kenapa wajah anak itu penuh dengan memar dan lebam?"
Pelayan wanita mengikuti arah tatapan Letkol. Slane sebelum berkata.
"Namanya Sturk, kemarin ia tertangkap saat mencopet seorang saudagar dari Region Lingua. Jika Papa tidak menyelamatkannya ia pasti sudah mati dipukuli."
Sang pelayan wanita menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan dengan suara lirih.
"Keuntungan kedai ini tidak seberapa, tapi Papa tidak pernah bisa meninggalkan orang yang butuh bantuannya."
Letkol. Slane menanggapi keluh kesah pelayan wanita dengan tersenyum, dan sementara pelayan tersebut melanjutkan menerima order ia kembali mengarahkan pandangannya ke anak laki-laki di sudut kedai.
Di dunia ini, kota yang paling makmur pun tidak bebas dari kemiskinan. Letkol. Slane sangat memahami hal tersebut karena ia mengalaminya secara langsung.
Pada umur enam tahun Slane kecil ditinggalkan oleh ibunya. Ia mengerti kenapa ibunya tidak mau hidup dengan supir taksi yang selalu pulang dalam kondisi mabuk, tapi ia selalu bertanya-tanya kenapa ibunya tidak membawanya serta.
Karena ayahnya tidak selalu membawa makanan saat pulang, Slane kecil lalu berinisiatif menafkahi dirinya sendiri. Hal pertama yang dilakukannya adalah merampok para pemabuk atau pemadat yang terlelap sudut-sudut yang sepi.
Beruntung waktu itu Slane kecil hidup di sisi kota New York dimana banyak pemabuk dan pemadat berkumpul.
Pada usia sepuluh tahun Slane kecil lalu bergabung dengan kawanan pencopet yang menjadikan turis asing yang baru keluar dari bandara sebagai target.
Suatu kali ia tertangkap dan dihajar habis-habisan. Saat ayahnya tahu ia berprofesi sebagai pencopet, ia lalu diusir dari rumah. Sejak itu Slane kecil sepenuhnya bergabung dengan kumpulan pencopet cilik.
Tinggal dari satu bangunan kosong ke bangunan kosong lainya sementara pada musim dingin mereka akan mengungsi ke saluran air agar tidak mati kedinginan. Maklumlah pada musim dingin udara di saluran air jauh lebih hangat dibandingkan udara di permukaan.
Pada usia 12 tahun Slane kecil mendengar cerita mengenai Warren Buffet yang saat seusia dengannya mulai menggunakan penghasilannya dari menjual koran untuk membeli saham di Wall Street, hingga akhirnya ia menjadi salah satu Titan di pasar uang.
Slane kecil sadar ia tidak memiliki pikiran yang tajam seperti Warren Buffet. Jadi sarana yang ia pilih untuk mengubah hidupnya adalah pendidikan yang memadai. Karena Warren Buffet pun pada suatu titik menyadari arti penting pendidikan dan memutuskan untuk kuliah meski ia sudah sukses besar.
Tanpa ragu Slane kecil menetapkan Harvard sebagai target. Setelah itu ia mulai bekerja keras mengumpulkan uang tidak peduli apakah itu dengan mencopet, bekerja sebagai pencuci piring di chinese restoran, tukang bersih-bersih sewaan, atau berbagai pekerjaan kasar lain dengan upah beberapa sen/jam.
Sedangkan untuk mempersiapkan kemampuan akademis, Slane kecil memanfaatkan situs belajar gratis online yang waktu itu mulai banyak tumbuh berkembang. Di waktu senggangnya yang tidak seberapa, Slane kecil juga mulai rajin mengunjungi perpustakaan kota.
Bakat marketing Slane mulai terlihat ketika ia menjadi sales paruh waktu di sebuah dealer mobil bekas, pada saat ia berusia 16 tahun. Setiap minggu Slane muda setidaknya akan menjual satu mobil. Sebuah catatan yang bahkan tidak bisa disamai oleh sales profesional.
Pada usia 18 tahun Slane muda sudah memiliki cukup uang untuk membayar biaya kuliah tahun pertamanya, sekaligus biaya perawatan ayahnya yang harus masuk ke rumah peristirahatan para lansia setelah mengalami kecelakaan mobil dan lumpuh.
Meski ia harus bekerja sambil kuliah, Slane muda tetap bisa lulus dengan cum laude.
Sesaat sebelum Slane muda mendaftar ke Harvard, CIA sebenarnya sempat menawarinya beasiswa skala penuh. Maklumlah Slane muda memiliki karakter yang sangat disukai oleh petinggi CIA.
Pemuda sederhana dan pekerja keras dengan cara pandang yang realistis dan praktis. Tidak suka melamun atau mengasihani diri sendiri, tidak pernah mengambil perspektif sebagai seorang korban dan selalu memanfaatkan waktunya untuk hal-hal positif.
Setelah usaha perekrutan pertama gagal, CIA kembali mencoba merekrut Slane muda tiga tahun kemudian. Terutama setelah Slane muda membuktikan dirinya dapat membiayai kuliahnya dan biaya perawatan ayahnya dengan bekerja keras dan menghindari rokok, alkohol serta wanita.
Namun waktu itu Slane muda sudah menerima tawaran kerja dari kakak kelasnya. Seorang gadis yang tiga tahun lebih muda darinya namun sudah lulus dua tahun lebih awal secara summa cum laude.
Gadis muda bernama Claire J. Webber tersebut mengangkat Slane sebagai anggota junior tim perencana pemasaran di salah satu perusahaan miliknya. Dua tahun kemudian Slane diangkat menjadi ketua tim perencana pemasaran setelah ia sukses meningkatkan omset perusahaan hingga tiga kali lipat.
Sebagai ketua tim perencana pemasaran, Slane kembali membuat jajaran direksi terbengong-bengong karena dalam satu tahun ia kembali meningkatkan omset perusahaan hingga dua kali lipat. Sementara beberapa idenya pada sistem pengiriman berhasil meningkatkan efisiensi biaya secara signifikan.
Hingga akhirnya, pada suatu pagi Claire memanggilnya dan mengajukan pertanyaan.
"Jika kau bisa kembali ke abad pertengahan sambil membawa teknologi dan produk dari abad 21, apa yang akan kau lakukan?"
dan dengan kasual tapi mantap Slane muda menjawab.
"Aku akan mengubah setiap tempat yang kukunjungi menjadi ladang emas."
Dengan mantap Claire kemudian menunjuk Slane muda untuk membentuk dan memimpin Amethyst Merchant.
Selain Bob, Vex dan Jenderal O'Neil, hanya Letkol. Slane yang tahu kalau dibalik TF Amethyst berdiri Titan perekonomian global bernama Claire J. Webber.
Dalam struktur TF Amethyst, Letkol. Slane hanya menduduki posisi tertinggi ke-8. Namun dalam perang dagang yang dilancarkan Amethyst Merchant, tidak ada satupun orang yang bisa mengintervensi kebijakan yang dibuat olehnya.
Satu-satunya orang yang berhak mengintervensi kebijakan yang dibuat Letkol. Slane hanyalah Claire. Hal tersebut menunjukkan betapa dalam kepercayaan yang diberikan Claire kepada adik kelasnya tersebut, dan Jenderal O'Neil serta Vex menanggapinya dengan menempatkan security detail terbaik untuk mengawalnya.
Setelah menghela nafas dalam-dalam, Letkol. Slane lalu mengalihkan perhatiannya ke berbagai menu yang sedang ditata ke atas meja oleh pelayan. Tidak lama berselang makan siang pun dimulai.
*****
Jika Anda menyukai karya ini, mohon dukung author dengan membacanya di:
https://webnovel.com/book/daftar-operasi-tf-amethyst_18237552306968405
Terima kasih.