Chereads / Daftar Operasi TF Amethyst / Chapter 30 - 3.5 - Keberangkatan

Chapter 30 - 3.5 - Keberangkatan

Lapangan tembak di pinggir Kota San Francisco

Pukul 0920, 16 Desember 2023

Claire meletakkan Sig Sauer P226 yang baru saja ia gunakan sebelum menoleh ke arah Jenderal O'Neil.

"Aku mengerti kenapa Paman memilih TF Amethyst, tapi aku tidak yakin Vex akan menerima tawaran menjadi XO."

"Aku yakin kau akan berhasil membujuknya."

Claire mengangguk kecil sebelum berkata.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin. Hanya saja, jika aku berhasil beberapa orang di Pentagon dan Gedung Putih pasti akan bereaksi negatif."

Melihat Claire memanyunkan bibirnya, Jenderal O'Neil tersenyum kecil sebelum berkata.

"Jangan khawatir, aku akan mengurus reaksi negatif yang muncul."

"Aye-aye Sir!"

Claire lalu memasukkan magasin kedua sebelum mulai melubangi target yang baru saja dipasang.

Selain membujuk Vex, Claire juga harus membicarakan beberapa hal dengannya. Misalnya saja perihal USMC yang tidak bersedia menyewakan AV-8 Harrier II, sehingga Vex harus mencari penggantinya.

Selain itu, untuk senapan serbu ia juga harus membujuk Vex untuk menggunakan produk HK, karena ia sudah terlanjur membeli perusahaan tersebut.

'Aku harus bergegas.'

Gumam Claire di dalam hati sesaat setelah ia mengosongkan magasin kedua.

- - - - -

Apartemen 2304, Royal Crown Tower.

Pukul 1405, 19 Desember 2023

Vex menatap Claire untuk beberapa lama sementara di dalam hati ia mempertimbangkan tawaran yang baru saja didengarnya.

Amethyst Security Group tidak hanya akan memilih TF Amethyst, tapi juga ingin menunjuk Vex sebagai Executive Officer. Sementara Jenderal O'Neil akan menjadi Commanding Officer.

Dan sebagai imbalan, Claire akan akan membantunya mendapatkan hak asuh Nicole, selain membantu perusahaan mantan istrinya keluar dari krisis.

Vex menghela nafas dalam-dalam sebelum akhirnya ia memberi jawaban.

"Saya menerima tawaran Anda, tapi untuk imbalan cukup gaji sebesar mungkin. Saya  tidak pernah berniat mengambil hak asuh Nicole dari Yumiko, dan hanya berniat meninggalkan warisan sebanyak mungkin untuk Nicole."

Melihat Claire menatapnya seolah-olah ia adalah binatang langka, Vex mendesah dalam diam sebelum melanjutkan.

"Ijinkan saya menjelaskan beberapa hal kecil agar Anda mengerti situasi saya."

"Tentu saja."

Begitu Claire memberi ijin, Vex segera mulai bercerita.

Di hari ia ditendang dari Delta, secara naluriah Vex sadar ia harus menjauh dari rumah untuk sementara waktu. Tapi entah kenapa waktu itu ia justru kembali ke rumah dalam kondisi yang benar-benar kacau.

Nicole yang baru saja pulang sekolah segera berlari masuk sambil membawa anak anjing yang baru ia beli beberapa hari sebelumnya.

Dengan riang Nicole menghampiri Vex yang sedang duduk di ruang tengah. Sambil tersenyum secerah matahari pagi, ia menunjukkan anak anjing German Shepherd bernama Lily. Anak anjing yang sangat manis, serta sangat akrab dengan Nicole.

Entah bagaimana, Vex sendiri tidak ingat kenapa ia melakukannya. Tanpa banyak kata ia menyambar Lily lalu melemparkannya ke dinding sekeras mungkin, dan ketika Lily sedang tertatih-tatih mencoba bangun, ia menembaknya dua kali.

Hingga detik ini, Vex masih teringat dengan jelas horor yang tercermin dalam tatapan Nicole. Sementara dengan setengah kesetanan, Yumiko menyambar Nicole sebelum berlari keluar. 

Beberapa menit kemudian Polisi Militer datang dan menahan Vex. Sementara keesokan harinya, pengacara Yumiko datang mengantarkan surat cerai.

"Terakhir kali saya bertemu Nicole, ia bersembunyi di balik Yumiko, dan menangis sangat keras ketika saya mencoba menghampirinya."

Claire menatap Vex dalam-dalam sebelum berkata.

"Itulah mengapa kau pergi ke pedalaman Louisiana untuk menghukum dirimu."

"Mungkin, yang jelas waktu itu saya ingin menyingkir dari dunia ini. Namun kerinduan untuk bertemu Nicole membuat saya kembali lagi ke permukaan."

Vex terdiam untuk sesaat, sementara ekspresi yang sulit untuk dilukiskan terpancar dalam tatapannya.

"Saat saya menemukan Yumiko dan Nicole hidup bahagia saya benar-benar terpukul, tapi tidak cukup bodoh untuk mengganggu mereka."

Claire mengangguk kecil sebelum berkata.

"Sesuatu yang hilang dapat ditemukan kembali, tapi sesuatu yang kau buang akan selamanya hilang meski kau bisa melihatnya."

"Ya, kira-kira seperti itu."

"Sekarang, kita sudah saling memahami. Jadi bekerjalah sekeras mungkin untukku hingga tulang-tulangmu hancur jika perlu, dan kau akan memiliki warisan yang tidak terbayangkan untuk Nicole."

Masih dengan nada dan ekspresi super serius, Claire melanjutkan.

"Aku juga akan memastikan perusahaan mantan istrimu berkembang pesat, tentu saja tanpa memberi petunjuk kalau hal tersebut ada hubungannya denganmu."

Vex membungkuk kecil sebelum berkata dengan penuh ketulusan.

"Dimengerti, Ma'am."

- - - - -

Apartemen 2304, Royal Crown Tower.

Pukul 2105, 20 Desember 2023

Beeeep! Beeeep!

Secara reflek, Vex segera menatap pintu apartemen sambil mengerutkan dahi. Hari ini ia meliburkan Bob, dan juga tidak ada janji dengan Claire. Jadi ia benar-benar penasaran siapa tamu yang mengunjunginya begitu malam.

Tanpa buang waktu Vex membuka pintu, dan seketika ia memandang tamu yang mengunjunginya sambil tertegun.

"Lama tidak berjumpa, Vex."

"Sir."

Vex segera mempersilahkan Jenderal O'Neil masuk dan membawanya ke ruang tamu. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia lalu bertanya.

"Apa hubungan Anda dengan Claire J. Webber?"

"Claire adalah keponakanku, tapi tidak banyak yang mengetahuinya dan aku ingin hal tersebut dipertahankan."

"Dimengerti."

Jenderal O'Neil mengangguk puas sebelum berkata.

"Aku datang untuk membicarakan realisasi TF Amethyst, atau untuk kedepannya akan kita sebut dengan Operasi Amethyst."

Vex mengangguk kecil, sementara ia teringat rasa penasaran yang selama beberapa terakhir mengganggu hatinya.

Kemampuan menggeser kekuatan selevel Battalion Combat Team hingga radius 1.000 mil dalam durasi 18 jam sejak perintah operasi turun, kemampuan beroperasi di hutan hujan, gurun pasir, savana, rawa-rawa, pegunungan bersalju dan dataran tinggi. 

Pada musim kering 85% area operasi dapat dijelajahi kendaraan lapis baja ringan beroda ban, sedangkan pada musim basah persentasenya turun menjadi 55%.

Vex benar-benar kesulitan saat membayangkan negara Afrika mana yang memiliki area operasi begitu kompleks. Selain itu, TF Amethyst juga diproyeksikan agar mampu menggelar sepuluh operasi militer non-perang.

"Sir, bisakah Anda katakan negara mana yang menjadi area operasi TF Amethyst?"

Dengan kasual Jenderal O'Neil menjawab.

"Area operasi TF Amethyst bukan sebuah negara, tapi sebuah benua, dan ada potensi untuk meningkat menjadi area operasi antar benua."

Melihat Vex menatapnya dengan mata terbelalak dan mulut ternganga lebar, Jenderal O'Neil segera melanjutkan.

"Dalam beberapa hari kita akan mengunjunginya agar kau bisa memahami kondisi lapangan. Setelah itu kita akan memikirkan metode pengiriman secara senyap, lalu mulai melakukan perekrutan personel dan pembelian aset."

Jenderal O'Neil kembali tersenyum kecil sebelum melanjutkan.

"Untuk saat ini buatkan aku teh dan hidangkan bersama whiskey, karena ada banyak detail yang harus kita bicarakan."

"Roger."

Jawab Vex pendek sebelum berjalan ke dapur.

- - - - -

Louis Cafe, Baltimore, Maryland.

Pukul 0910, 21 Desember 2023

Hari ini Vex tampak berbeda dari hari-hari lainnya. Ia tidak hanya memangkas habis jambang dan memenuhi wajahnya, tapi juga menyempatkan diri membeli sebuah setelah jas.

Satu jam sebelum waktu yang ditentukan ia bahkan sudah tiba di Louis Cafe, sebuah kafe kecil di dekat perusahaan mantan istrinya.

Sebuah senyum seketika mengembang di bibir Vex, saat ia melihat Yumiko melewati pintu cafe dan langsung menghampiri mejanya.

Yumiko masih tampak sama seperti saat terakhir kali ia melihatnya, rambut hitam panjang berkilau, wajah oriental yang khas, dan tubuh yang terawat dengan baik layaknya foto model.

"Terima kasih sudah datang."

Yumiko mengangguk kecil sebelum duduk di hadapan Vex, lalu dengan nada datar ia berkata.

"Selama enam bulan aku mati-matian melawan akuisisi paksa dari Katsunori Holding tanpa ada titik terang. Namun minggu lalu tiba-tiba saja mereka membatalkan niatnya ketika kemenangan sudah tinggal setengah langkah."

Yumiko menatap Vex dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Anehnya, beberapa hari kemudian kau minta bertemu denganku."

Dengan nada setenang mungkin Vex menjawab.

"Aku tidak ada hubungannya dengan hal tersebut."

Yumiko menarik nafas dalam-dalam sementara ekspresi penuh cemooh memenuhi wajahnya untuk sesaat.

"Meski selama beberapa tahun terakhir kita tidak pernah bertemu, aku masih bisa membedakan saat kau berbohong atau berkata jujur."

Karena Vex tidak segera merespon, sementara Yumiko bisa dengan jelas melihat keringat dingin mulai bermunculan di dahi Vex, maka ia segera melanjutkan.

"Katakan apa yang kau inginkan, asal hal tersebut tidak ada kaitannya dengan hak asuh Nicole atau pernikahanku, aku akan mempertimbangkannya."

"Bisakah kau memberikan foto-foto Nicole kepadaku? Baik foto sejak ia lahir maupun foto setelah kita berpisah."

Yumiko termenung untuk beberapa lama sebelum berkata.

"Berikan smartphone milikmu."

Tanpa banyak kata Vex menyodorkan smartphone miliknya, dan Yumiko sempat termenung untuk beberapa lama saat ia mendapati kalau selain beberapa nomor tanpa identitas, tidak ada hal lain di dalam smartphone milik mantan suaminya tersebut.

Terlebih lagi itu adalah smartphone yang ia berikan kepada Vex saat mereka masih bersama.

"Saat ada foto baru, aku akan mengirimkannya ke email-mu. Tapi kau tidak boleh menemui Nicole secara langsung."

Yumiko menatap Vex dalam-dalam sebelum melanjutkan dengan nada super serius.

"Hingga kini ia masih belum bisa melihat adegan saling tembak di dalam film, mendengar suara petasan yang terlalu dekat, atau hal-hal sejenis lainnya, dan kau pasti sadar penyebab semua itu."

"Dimengerti."

Yumiko lalu menatap Vex dalam-dalam dan ia segera memahami hasrat Vex untuk kembali hidup bersama dengannya. Namun ia sadar hal tersebut tidak mungkin terjadi. Setelah mendesah dalam diam, Yumiko lalu berkata.

"Aku tidak ingin mencampuri kehidupanmu, tapi sekedar saran. Sebaiknya kau mencari pasangan baru dan mulailah membangun kembali hidupmu."

Vex tersenyum kecil sebelum menjawab.

"Aku sedang mengusahakannya."

Yumiko sadar Vex sedang berbohong, tapi ia memilih untuk tidak berkata lebih jauh. Setelah mengangguk kecil, ia lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. 

- - - - -

Hingga dua jam setelah Yumiko pergi, Vex masih tetap duduk di kursinya sambil termangu,  merasakan gejolak di hatinya yang tidak kunjung reda.

Hingga akhirnya, Jenderal O'Neil yang duduk di salah satu sudut memutuskan untuk menghampirinya.

"Kita bisa menunda keberangkatan ke Benua Amstell selama satu atau dua hari."

Vex menarik nafas dalam-dalam beberapa kali sebelum berkata.

"Tidak, kita sebaiknya segera berangkat. Tujuanku datang kemari sudah tercapai"

Vex terdengar sangat mantap, tapi Jenderal O'Neil menangkap penyesalan dan kegetiran dalam kata-kata yang ia ucapkan.

"Kau yakin?"

"Sepenuhnya."

Vex lalu memanggil pelayan untuk membayar tagihan.

Tidak lama berselang Vex dan Jenderal O'Neil berjalan keluar dari Louis Cafe, dan sebuah SUV mewah dengan lapisan pelindung anti peluru segera menghampiri keduanya.

*****

Jika Anda menyukai karya ini, mohon dukung author dengan membacanya di:

https://webnovel.com/book/daftar-operasi-tf-amethyst_18237552306968405

Terima kasih.