Chereads / The Underachievers (BAHASA) / Chapter 18 - Noel arc: support of influencers (2)

Chapter 18 - Noel arc: support of influencers (2)

N e w C h a p t e r

Author's PoV

"Jean, elu beneran udah siapin lagunya kan?" tanya Lucas dengan sedikit ragu.

"Iya dong, kalo nggak siap, ngapain aku pakai seragam sekolah formal yang sesak seperti ini? Ngapain juga bawa gitar segala? mau ngamen?" jawab Jean dengan senyum yang seakan ramah tapi bermakna sindiran.

(A/N: di Undar, tidak perlu pake seragam sekolah, cukup baju bebas asalkan sopan)

"hehe iya deh, maap udah sempat meragukan artis proffessionalll~" balas Lucas yang tidak mau kalah dari Jean.

"Oh iya, aku cuman bisa rekaman sebelum jam kelas, aku ada urusan hari ini. Harap maklum ya gaes," ucap Jean dengan sedikit rasa bersalah.

"Hah? Sebelum jam kelas? Tinggal 45 menit lagi woi! Napa nggak bilang dari tadi?! Kuy, buruan! Sebelum jam kelas dimulai, kita udah harus siapin stage-nya dulu." ucap Lucas yang mulai menunjukkan posisinya sebagai 'brain' dari misi ini.

"mending stagenya di ruang musik aja, biar kelihatan lebih estetik." ujar Jean.

"Oh! Ide bagus imnida, kebetulan banget ruangannya jarang dipake." jawab Sa Yoo.

"Kalian pergilah ke ruang musik, saya yang akan berjaga di kelas dan memberitahukan pada kalian bila Pak Sugimin telah masuk ke kelas." ucap Hady yang masih sibuk memakan french toast sambil membaca tablet Sanjaya daily news-nya.

"Oke, ntar telfon aja, dy" jawab Sa Yoo.

Mereka bertujuh pun segera menuju ke ruang musik. Lucas membuka pintu ruang musik dan mereka mulai melangkah masuk dengan keheranan. Tiba-tiba Lucas memasang kuda-kuda dan menutup hidung dan mulutnya.

"Aa- Aaa- Achooooo" suara bersin Lucas.

"estetik sih estetik, tapi debunya aduhai banget jirrr, dari kapan nih tidak dibersihin?" tanya Lucas.

"emang estetik kok, kesannya serasa vintage gitu kan? Ada piano di pojokan, cello, tempat duduk yang berundak-undak seperti di teater, debu-debu halus yang nempel," ucap Jean yang mendukung pendapatnya sendiri.

"ya, mau gimana lagi, ruangan ini jarang dipakai. Juga berhubung murid kita masih dikit, jadi biaya pemeliharaannya tidak cukup buat bersihin semua ruangan di gedung sebesar ini hehehe," jawab Sa Yoo yang merasa tidak enak terhadap pemandangan yang dilihat oleh teman-temannya.

"Kalau begitu, tinggal kita bersihin aja kan? Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti membersihkan" ujar Noel yang menyingsingkan kedua lengan bajunya dengan bersemangat.

"betul kata Noel, kita tinggal bersihin aja kan? Kalau kita bertujuh sih 10 menit juga cukup. Yang penting cukup bersihin latar belakang stage-nya aja kan?" tanya Sa Yoo yang mendukung ucapan Noel.

"yep~" jawab Jean.

"Untuk dekor stage serahkan padaku, kalian bisa bersihin alat musik dan lantai disekitarnya." tutur Lea dengan percaya diri.

"maaf yak. Important person like me nggak mau pegang kain lap," sela Lucas sambil menyilangkan tangan layaknya seorang bos.

Melihat reaksi Lucas, para murid perempuan saling menatap satu sama lain seakan memberikan telepati dan mengangguk secara kompak.

"hm? Napa? Kenapa pada mengangguk?" tanya Lucas yang mulai curiga.

Mereka langsung memberikan senyuman yang membuat Lucas makin curiga.

"ha-hahaha, kalian jangan senyum seperti itu dong, kan gue jadi makin curiga. Kalian tau kan?

Gue paling segan dan hormat sama kumpulan cewek-cewek?" tanya Lucas yang mulai mengucurkan keringat dingin.

Lucas mulai melangkah mundur dengan perlahan seiring dengan geng cewek-cewek yang melangkah maju mendekatinya.

"be-bentar... Siapa tau kalian lupa, gue ini brain misi kali ini loh. Kalian ingat ka--"

"Aaaaaaaaaa" teriakan Lucas yang bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

Tanpa babibu, Lucas diseret oleh kumpulan cewek beserta dengan apron, sapu dan kain lap.

Noel dan Eden hanya bisa melihat kejadian itu dalam diam dan turut berduka cita kepada Lucas.

"apa-apaan ini? Gue pake apron kek emak-emak?" tanya Lucas sambil memandangi dirinya di cermin.

"cocok banget kok, mas 'brain' pake apron, hawa bocilnya memudar~

Serasa menjadi iron- ah maksudku gentleman." ucap Neth untuk meyakinkan Lucas.

"O-oh ya?" tanya Lucas yang mulai terperdaya.

"Iya dong, masa ngeremehin aku yang beauty vlogger ini~ Noel, Eden, yang kukatakan tadi emang bener kan?" tanya Neth pada mereka berdua sambil mengedipkan satu matanya.

"cocok kok." jawab Noel dan Eden secara serempak dengan menampilkan senyuman terbaik mereka karena mulai merasakan hawa dingin dari kedipan Neth.

"hm... iya juga ya, kesannya lebih dewasa gitu. Oke, gue bakal pake ni apron seharian."

Tanpa ada yang mengetahui batin Noel dan Eden mengatakan hal yang sama, 'Sorry Lucas' walaupun wajah kedua siswa itu masih tertempel senyum namun itulah yang ada dipikiran mereka.

"yaudah, mumpung udah pake apron. Sekalian bantu ngepel lantai ya," ucap Neth.

"oke deh~" jawab Lucas dengan wajah polosnya.

Dengan bermodalkan kapur putih, Lea mulai menggambar logo BTS dan beberapa doodle simpel yang sesuai dengan tema sekolahan di papan tulis yang terlihat antik itu dan Sa Yoo menata beberapa bunga dekorasi ruangan.

Sambil menunggu background stage-nya selesai, Jean melatih vokal dasarnya sambil dirias dengan oleh Neth dengan tema make up 'No Make Up Look' yang memberikan kesan siswi SMA yang kuat.

Noel yang barusan saja selesai menyapu lantai pun mendatangi Jean karena rasa penasarannya.

"Di operasi kedua ini, kak Jean bakalan nyanyi kan? Lagu apa kak?" tanya Noel.

"santai aja bro, kamu gak perlu manggil pake kak segala.Manggil pake nama aja sama seperti yang lain memanggilku." jawab Jean dengan wajah santainya.

Noel selalu merasa canggung tiap kali mengingat bahwa Jean sudah berumur 20 tahun tapi masih di jenjang SMA.

"bener tuh, ga perlu manggil kak, gue aja yang lebih muda 7 tahun, bisa bicara lebih santai pada Jean dibanding adikku sendiri~" sela Lucas.

"kalau kamu mah, emang durhakanya udah gak ketolong lagi, jadi aku biarin aja," jawab Jean.

"cih, dasar pilih kasih," ucap Lucas dengan wajah ngambek.

"oh, maaf. Kalau begitu mulai sekarang aku panggil nama ya, Jean?" ucap Noel.

"hahaha, oke. Noel"

"kalau John tahu bahwa aku sekelas dengan kamu, pasti dia akan cemburu, hahaha." ujar Noel.

"hahaha masa sih? jadi malu," jawab Jean.

Krik-Krik-Krik

Suasana sempat canggung karena mereka berdua yang terdiam tak tahu mau bicara apa lagi disaat anak-anak yang lain sedang membersihkan dan menghias ruangan.

Ditengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara familiar yang selalu mereka dengar, "your enemy has been slain"

Ternyata suara familiar itu berasal dari Eden yang sudah memainkan hapenya sejak awal.

"eh, cowok yang duduk dipojokan, bantu bersihin sarang laba-labanya dong." ucap Lucas yang sedang mengepel lantai.

"gak bisa, lagi seru nih." jawab Eden yang masih tidak melepaskan pandangannya dari hape.

"Eden-ssi... Mentang-mentang ganteng, jadi kamu mau seenaknya? gitu?" tanya Sa Yoo yang masih sibuk menata bunga.

Krik-Krik-Krik

Eden tidak lagi menanggapi perkataan orang lain dan sudah terlarut dalam gimnya.

"gimana kalau kita seret dia buat kerja juga? Sepertinya bakal berhasil tuh? Mumpung si doi lagi sibuk main gim." bisik Neth pada Jean.

"yah, ga mungkin dong, levelnya berbeda dari Lucas, menyeret atlet bela diri sama aja dengan bunuh diri." jawab Jean.

"Oh iya, harus gimana dong?" tanya Neth yang masih merias Jean.

"bentar, aku ngasih kode ke Lea dulu, ntar juga beres."

"Lea!" panggil Jean.

"hm?"

Lea yang masih menggambari papan tulis menoleh ke arah Jean dan menerima kode 'kedipan mata', mungkin ini yang dinamakan sebagai telepati sesama wanita. Lea langsung mengerti arti kedipan mata itu dan memberikan jempolnya ke Jean.

"hah..." Lea menghela napasnya dan lanjut berkata, "Finally done~ ternyata capek juga menggambar papan tulis sebesar ini."

Mendengar hal itu, Eden yang belum pernah melepaskan matanya dari layar hape langsung melihat ke arah Lea.

"capek? Mau gue ambilin minum?" tanya Eden yang sudah setengah berdiri.

"gapapa, ntar aku ambil sendiri aja, setelah kerjain nih sarang laba-laba. Sankyuu betewe" jawab Lea yang sedang menyeka keringatnya.

"elu habis ngegambar sekarang mau bersihin sarang laba-laba? Yaudah sini, gue aja yang ngerjain. Elu minum aja dulu," ucap Eden yang seketika menghentikan gimnya dan beranjak dari kursinya.

"O-oh oke, thanks Eden." jawab Lea yang mengedipkan matanya ke arah Jean.

Tidak hanya Lucas, Eden pun secara tak sadar ikut terperdaya untuk membersihkan ruang musik.

'wah... cewek-cewek disini menyeramkan ya' batin Noel.

Percakapan Noel dan Jean pun berlanjut,

"tadi sampai mana ya? Oh iya, judul lagu yang akan kamu nyanyikan apa?" tanya Noel untuk menghilangkan suasana canggung itu.

"hm... Lagu yang tiba-tiba terngiang dibenakku saat mendengar kisahmu waktu pindah ke sini." jawab Jean dengan wajah senyumnya.

"terngiang?!kok bisa kak? Eh, maksudku Jean?"

"kamu nggak bakalan nyangka kan, kalo aku nemu lagu yang related banget sama cerita hidupmu di hari pertama masuk sekolah?"

'Lagu yang bercerita tentang hidupku?' tanya Noel dalam hatinya.

Tiba-tiba Lucas yang sudah selesai mengepel lantai, ikut nimbrung ke dalam pembicaraan mereka berdua.

"hah? Emang ada? Kasus Noel aja udah serasa drama, masa sih ada lagunya." tanya Lucas.

"yaudah, denger aja nanti" jawab Jean yang beranjak dari kursinya dan berjalan menuju 'stage'

"waktunya, cross check" ujar Lucas.

(A/N: cross check= pemeriksaan ulang)

"Light stand, on" ucap Eden.

"camera, ready" ujar Neth.

"microphone?" tanya Lucas.

"Ehemm, tes, cek mic, cek mic.oke." jawab Jean.

"sip, semuanya udah siap" ucap Lucas.

"oke, aku mulai ya." tutur Jean dengan gitar hitam yang didudukkan di pahanya.

'Apa semua selebgram seperti ini? Di kehidupan nyata mereka tampak seperti manusia biasa, namun saat sudah berada didepan kamera terlihat berbeda.' batin Noel.

Jean terlihat sangat menghayati lagu yang dinyanyikan, eskpres, intonasi dan emosinya yang meluap tertuang dalam nanyiannya. Ditambah lagi, suara alunan gitar yang mengiringi nyanyian Jean, orang - orang yang menonton bisa mengira seakan Jean lah yang menghadapi musibah yang dialami oleh Noel.

"Cut!!!" ucap Lucas.

Rekaman pun selesai dan mereka mulai membereskan barang - barang dan berjalan menuju ruang kelas.

"Lucas, ntar kamu yang edit videonya terus kirim ke aku buat di post. Oke? Berhubung lagi ada urusan, aku balik duluan ya, gaes~" ucap Jean saat mereka berjalan di sepanjang koridor.

"lah? Belom kelas coi, gimana dong? Ntar gak di absen Pak Sugimin, mampus elu" tanya Lucas dengan intonasi bar-bar.

Sambil menunjukkan ekspresi kegirangannya, Jean menjawab "biarin, kan ada kalian yang bakalan bikin alesan biar aku bisa ijin~ hehehe"

----------------

Dustagram

Jean Jo √

~video play~