"hah-hah--" suara dengusan nafas yang penuh amarah dan kekesalan terdengar sampai ke sudut - sudut ruangan.
Mendengar teriakan Kevin, Bastian langsung masuk dengan kecepatan tinggi tanpa mengetuk pintu lagi.
"tuan muda? Ada apa?!" tanya Bastian dengan raut wajah kebingungan.
- N e w C h a p t e r -
"Bastian! Gimana menurut lu? emang ini yang dinamakan hoki? atau ada unsur disengaja? Setelah membersihkan akun-akun palsu itu, sekarang malah selebgram yang mau jatuhin gue!" bentak Kevin seolah melempar kekesalannya pada Bastian.
"saya kurang tahu tuan, yang pasti dia menyebutkan nama Noel diakhir. Selebihnya, haters tuan yang memanaskan suasana ruang komentar dengan ujaran kebencian dan gosip." jelas Bastian.
"hm... benar juga si. Bentar, lu juga tau si Jean Jo?" Kevin yang awalnya berpikir sambil melihat ke sembarang arah langsung menoleh ke arah Bastian.
"tentu saja, tuan. Jean Jo bukan hanya selebgram biasa, video beberapa detik yang diunggahnya sudah menjadi trending. Menurut saya, mulai sekarang tuan harus berhati-hati karena bisa jadi orang lain juga akan membahas komentar negatif tentang tuan untuk menumpang pamor." ucap Bastian.
"iye-iye ... betewe pas banget elu dateng! Hapus semua postingan dustagram gue! Ubah jadi private aja tuh akun! Oh ya, juga block semua akun-akun palsu itu!" tegas Kevin sambil menggigit kukunya.
"baik. Tapi, tuan muda tidak jadi tidur?"
"gak. Karena para sampah masyarakat itu, gue gak jadi tidur." ucap Kevin yang beranjak dari kasurnya dengan wajah kesal, "lihat aja, gue bakal berantas hama-hama bermodal keyboard itu sebelum bonyok gue dateng..." ucapan Kevin terhenti tanpa nada titik seakan ada yang belum ia katakan.
"baik, tuan muda. Saya akan berbicara pada anggota IT mengenai masalah ini. Kalau begitu saya permisi."
Setelah Bastian keluar dari ruangan, Kevin mulai melepas piyamanya dan melanjutkan kalimatnya dengan tatapan tajam, "... dimulai dari, penyebabnya." gumam Kevin.
-------------
Tidak hanya Kevin yang telah mempunyai rencana selanjutnya. Di hari yang sama, setelah video unggahan Jean yang sudah trending beberapa jam, anak - anak Undar juga menyiapkan rencana mereka yang selanjutnya.
-------------
Grup Chat SMA Undar
Lucas add Noel in the group chat.
Lucas: hapenya udah teruji klinis gaes, gak ada virus, pengintai, dll.
Noel: hai teman-teman,
Neth: welcome Noel~
Jean: welcome Noel~(2)
Neth:.jangan niru-niru ih,
Jean: jangan niru-niru ih, (2)
Lucas: cieee yang cover lagunya masuk trending, gue bukan tipe yang suka muji. But, congrats ye.
Neth: congrats Jean
Noel: selamat ya Jean
Jean: thanks kalian semua, semua ini berkat kalian yg ngebersihin dan menata ruang musik^^
Lucas: sepertinya yang onlen saat ini hanya kita berempat.
Jean: berarti tugasku udah selesai dan dialihkan ke Neth kan?
Neth: nice, kalau gitu langsung jelasin operasi selanjutnya.
Noel: sebentar, sebelum itu, aku ingin memberitakan berita buruk,
Neth: berita buruk? Ada apa?
Lucas: berita buruk, Kevin yang ngapus unggahan netijen di dustagram? Biarin aja itu mah, toh udah ada unggahan Jean. Gak mungkin juga dia bakalan menghapus postingan dustagram terkenal seperti Jean.
Noel: bukan, bukan mengenai itu. Ini tentang ujaran kebencian di dustagram Kevin. Bukankah itu nggak termasuk dari tujuan operasi kita?
Lucas: iya sih, nggak nyangka juga bakalan terkenal karena si Kevin. Padahal gue pikir dengan ngandelin visual Eden dan Lea bisa jadi terkenal. Terus, sisi bad newsnya dimana?
Neth: setelah aku analisa kolom komentar postingan Jean, emang pembicaraan tentang Kevin menarik banget sih.
Noel: Bagaimana kalau seandainya orang tua Kevin menuntut Jean atas pencemaran nama baik atau semacamnya?
Lucas: Menuntut? Wkwkwk. Yang hanya bisa menuntut Jean itu elu Noel. Karena nama yang dia sebut itu elu doang.
Jean: benar kata Lucas, yang membicarakan tentang Kevin kan berasal dari kolom komentar. Yang dituntut ya si tukamg komentarnya doang.
Noel: tapi ini kan gak termasuk di rencana awal, yang mereka lakukan ke Kevin juga termasuk bullying tau, dan aku gak mau menjadi orang bangsat dengan mempengaruhi orang lain yang bahkan tidak kukenal untuk membenci Kevin.
Lucas: lah? katanya mau balas dendam? katanya pengen dia rasain apa yang elu rasain walaupun sedikit? kok sekarang malah mau jadi orang sok baik?
Jean: kasarnya yaampun ckck. Perkataannya Lucas emang paling ampuh bikin sakit ati.
Neth: gausah dengerin perkataan Lucas, Noel.
Noel: iya, benar. Aku yang saat ini terlihat seperti orang yang tiba-tiba sok baik. Tapi, maksudku untuk membalas dendam gak seperti ini Luc, aku maunya rumahku tetep ada, beasiswa sekolah adik-adikku tetep jalan. Ini udah kelewatan.
Lucas: Noel. Elu tau kan, siapa yang pertama kali menyebarkan ujaran kebencian? Anak -anak SMA Beverly. Bahkan anak-anak dari sekolahnya sendiri berbondong-bondong memakinya secara online wkwkwkwk. Berarti tidak sedikit yang memang tidak senang dengan Kevin.
Neth: plis, ga ngerti. Jadi maksudnya apa?
Lucas: maksud gue, Kevin emang wajar kok mendapat ujaran kebencian. Dia yang duluan bertingkah seenaknya kan? Mungkin ini yang dimaksud dengan karma? Tapi masa sih elu ga seneng menyaksikan karma Kevin mulai berbuah?
Noel: ... rasanya tidak menyenangkan untuk membahas hal ini di grup chat, ayo kita ketemuan di sekolah. Jam 2 siang, aku akan menunggu kalian.
Lucas: yaelah, mana bisa bikin janji tiba-tiba gini. Yang lain juga pada sibuk dengan urusan mereka. Gamungkin bisa dateng tiba2, gue juga gak bisa dateng.
Noel: maaf karena tiba-tiba, aku tidak ingin memaksa kalian, tapi yang bisa hadir jam 14.00 tolong luangkan waktu sebentar. Akan kutunggu dikelas.
-------------------
Noel's pov
-Tuk-tuk-tuk-
Bunyi ketikan keyboard ponsel yang samar, tak kunjung henti selama berjam-jam. Mataku tak bisa berhenti menatap layar ponsel dan perasaanku mulai gelisah.
Bagaimana tidak?
Tiga hari lagi. Waktuku tinggal tiga hari lagi dan Perusahaan Pratama akan menggantikan rumah panti asuhan kami menjadi panti jompo, juga menghentikan bantuan beasiswa adik-adikku di Beverly School.
Belum selesai dengan masalah pertama, muncul lagi masalah karena keputusanku untuk melakukan balas dendam. Orang yang sangat kubenci mulai mendapatkan cyberbullying dari banyak orang asing. Bagi, yutuber kacangan pun, nama Kevin Pranama mulai menjadi sebuah konten menarik yang dapat meraup ribuan viewers.
'Emang benar sih, Kevin layak mendapatkan karma, dia bahkan sudah melakukan hal yang jauh lebih parah. Tapi, kenapa aku tidak merasa senang? apakah ini perasaan yang harusnya dirasakan oleh orang yang membalas dendam?'
Disaat pikiranku masih sangat kalut, terdengar bunyi ketukan pintu.
-Knock-knock-
Aku menoleh kearah pintu dan mendapati adik terkecilku, Aciel sedang menatap dari balik pintu.
"Aciel, masuk sini," panggilku dengan suara pelan sambil melambaikan tangan.
"Kak Noel, kata bunda, balang-balang kakak udah halus ditayoh di bawah," ucap Aciel dengan tingkah imutnya.
"Okeh, terima kasih Aciel~" balas Noel.
"shama-shama, Aciel pelgi jajan dulu yah~"
'bentar, disaat pikiranku sedang bingung begini, apa aku harus nanya pendapat orang lain aja?" tanyaku dalam hati.
"Oh! Aciel tunggu!"
"hm?" tanya Aciel yang kebingungan dan memiringkan kepalanya.
"kakak mau nanya pendapat Aciel dong,"
"pendapat Aciel? tapi gak gelatis ya kak," ucap Aciel dengan nada manja.
'anak jaman sekarang emang beda ya' batinku
"wah! Aciel udah pintar nego ya, emang Aciel mau apa?" tanyaku dengan senyum gemas.
"Aciel mau eshklim!" pinta Aciel dengan mata berbinar-binar.
"iya deh, nanti kak Noel traktir es krim, jadi mau kan ngasih pendapat ke Kak Noel?"
"mau mau!" girang Aciel.
"jadi, hm... ini cerita tentang temen kakak."
'duh...gimana cara ngejelasin masalah ini ke anak kelas 1 SD ya?' pikirku.
"jadi, si teman kakak ini pernah diganggu sama temannya yang jahat dan karena capek dijahatin terus, sekarang si teman kakak sedang berusaha membalas perbuatan dari teman jahatnya itu," ujarku sambil berpikir keras untuk membuat kalimatku mudah dicerna.
"oh...teyus?" tanya Aciel sambil menaruh tangannya didagu seolah mencerna ceritaku dengan serius.
"nah, terus teman kakak saat ini hampir berhasil membalas perbuatan si teman jahat. Tapi, saat si teman jahat mulai berada di jalan penuh belukar duri, teman kakak malah mulai merasa bersalah. Teman kakak maunya sih semuanya bahagia aja, maunya semua orang berjalan di jalur penuh bunga. Menurut, Aciel cara agar semuanya bisa jalan di jalur bunga...gimana?" tanyaku sambil mendekatkan wajahku seolah mengharapkan jawaban serius dari seorang anak kecil.
'Aciel ngerti gak ya?' muncul sedikit keraguan dalam batinku.
Aciel tidak langsung menjawab, tapi menatapku selama hampir semenit sambil mengatakan 'hm...' terus menerus.
'Ah, aku ngarepin apa sih dari anak kecil?' tanyaku dalam hati.
"hm... beljalan di atas bunga, makshudnya injakin bunga, kak?" tanya Aciel setelah beberapa lama.
"y-ya? Yah, kira-kira begitu?" jawabku dengan gelagapan karena pertanyaan unik itu.
"gak boleh! kalau Kak Noel dan si teman jahat kakak, jalan di jaluh bunga, teyus injakin bunganya, nanti bunga - bunganya mati dong?" tanya Aciel dengan wajah seriusnya.
"ehm, Aciel, poinnya bukan di bunganya. Itu cuman kalimat contoh biar keren gitu. Dan! Ini, cerita teman kakak loh ya, beneran bukan cerita tentang kakak," ujarku yang berusaha meyakinkan Aciel.
"tapi, kalau bunganya mati, belalti akhilnya tidak bahagia dong kak. Kasihan bunganya, mendingan teman kakak yang ja'at, jalan di jaluh belukal, tapi dulinya dicabut aja." jawab Aciel dengan wajah nan polos yang prihatin terhadap nasib bunga.
"Aciel, sepertinya kamu salah paham, ini bukan cerita tentang-"
'tunggu, belukar tanpa duri? Sepertinya aku mulai mengerti.' tiba-tiba sebuah ide cemerlang terpikirkan olehku.
Sontak, aku langsung berdiri. Dengan penuh kepanikan, aku mengambil ponsel dan jaketku sebelum meninggalkan ruangan, bahkan Aciel menatapku dengan penuh kebingungan, "kak Noel kebelet ee' ya?" tanya Aciel.
"bukan kok, intinya makasih, Aciel! Nanti kakak traktir es krim deh!" ucapku yang dengan segera meninggakkan kamarku dan menuju SMA Undar.
di SMA Undar
Pukul 13:56
-hah-hah-hah-
Sambil mengatur napas, aku membuka pintu kelas dengan tergesa-gesa karena tidak sabar menyampaikan ideku kepada mereka.