Ana langsung berlari untuk memeluk Zea yang masih menangis. Tanpa sadar dia menitikkan air mata terharu melihat perubahan kondisi Zea. Tak lupa dia bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. "Alhamdulillah, akhirnya Kak Zea sudah sadar, Ana khawatir banget sama kakak."
Kehadiran Arkan dan Ana secara tiba-tiba membuat mereka bingung. Mereka tidak tahu maksud dari panggilan pihak rumah sakit yang mengabarkan Arkan dan Ana kecelakaan, tapi pada kenyataannya mereka berdua malah datang secara tiba-tiba dengan kondisi baik-baik saja.
Zea melepaskan pelukan Ana, kemudian menangkup kedua pipi Ana menggunakan kedua tangannya. Dia masih tidak percaya bahwa Ana berada di depan mata. Air mata Zea tidak berhenti mengalir atas rasa syukur kehadiran Ana.
"Kak Zea kenapa menangis?" Tanya Ana kebingungan.
"Gue khawatir sama lo."
"Ana nggak apa-apa, Kak, Ana baik-baik saja."
