Semua serba terjadi begitu cepat hingga Jonathan pun tidak bisa berbuat apa-apa karena tertegun dengan kemampuan perempuan bermasker yang datang tiba-tiba tersebut. Kini tinggal Jonathan, perempuan penghiburnya, dan asistennya yang membawa tas hitam berisi kontrak perjanjian.
"Kamu salah kalau mengatkan wanita adalah objek permainan. Masih banyak wanita baik-baik didunia ini. Namun, tentu saja wanita baik-baik tersebut tidak akan dipertemukan dengan lelaki brengsek macam kamu. Karena wanita baik-baik hanya untuk lelaki baik-baik. Begitu juga sebaliknya, wanita brengsek memang cocok untuk lelaki brengsek. Cih." Desia melirik perempuan seksi disebelah Jonathan yang sejak tadi memasang wajah takut.
"Hah, kamu kira aku takut dengan perempuan? Aku pun bisa bermain tangan dengan mereka. Bahkan aku pernah membunuh mereka dengan kedua tanganku sendiri." Jawab Jonathan.
