Thomas membaringkan tubuh Dinda ditengah kasur dengan sangat lembut. Layaknya memperlakukan porselin yang mudah pecah. Thomas segera melucuti pakaiannya dan juga pakaian sang istri hingga akhirnya mereka polos seutuhnya. Dinda tidak kuasa untuk tidak meraba dada kokoh didepan wajahnya. Dada yang biasa dilihat di tv dan majalah, dia bisa menikmati sepuasnya karena pemilik dada kokoh ini adalah suaminya sendiri.
"Kamu menyukainya?" Sorot mata Dinda yang tidak lepas dari dadanya, membuat Thomas sedikit berbangga hati. Akhirnya Dinda yang selama ini hanya menerima, sekarang semenjak hamil, istrinya semakin lebih berinisiatif dan berani mengungkapkan keinginan bercintanya.
"Iyahh, sangat. Entah karena hormon kehamilan ku atau apa... ahhh... aku selalu ingin... bercinta dengan daddy anak-anak." Dinda menggigit bibir dan memejamkan mata menahan malu sudah berani mengungkapkan isi hatinya.