Dennis dan Desia turun dengan anggun dan langkah elegan. Desia seperti seorang sekretaris pribadi sang bos. Dennis berjalan biasa namun panjang kakinya membuat dia lebih jauh melangkah. Dennis pun terhenti dan mengambil tangan sang istri yang terdiam yang ketinggalan di belakang.
"Kenapa kamu diam? Mana Desia yang dulu menumpas aksi pembegalan seorang diri hingga semua pembegal menderita patah tulang dan memar otot."
Bibir Desia menyeringai datar. Dia pun mengatur nafasnya agar tidak deg-degan. Sepasang suami istri itu masuk melalui lift khusus Presdir. Beberapa pasang mata memperhatikan mereka berdua dengan prasangkanya masing-masing. Karena memang pernikahan dua sejoli itu tidak disiarkan besar-besaran layaknya artis papan atas. Desia hanya ingin pernikahan yang sakral tanpa perlu banyak tamu undangan yang tidak dikenal dekat.