"Dinda, bisa keluar sebentar?" Ibu mengetuk pintu kamar pelan-pelan agar Bagas tidak terbangun.
"Iya ibu." Jawab Dinda sama pelannya.
"Dinda, bagaimana ini? Mantan suami yang kamu bilang mantan ternyata masih suami. Sedangkan nak Arya belum juga melamar kamu? Sementara kamu sedang hamil dari mantan suami kamu. Bapak ibu tidak akan memaksa kamu untuk memilih salah satu. Karena kamu yang menjalani. Tapi, kami berharap kamu tidak akan salah pilih." Jawab panjang lebar.
Dinda terdiam. Dia pun bingung sekali. Tapi, hati kecilnya bilang untuk memilih Thomas. Namun, Arya dan keluarganya sangat baik pada mereka.
"Aku tidak tahu bu. Aku bingung." Jawab Dinda lirih.
"Segera putuskan nduk, jangan berlarut-larut dan memberi harapan semu kepada yang bukan haknya." Bapak kini berkata.
"Iya pak. Dinda akan mencoba memberi jawaban secepat mungkin. Besok mudah-mudahan Dinda bisa memberi mereka jawaban."