"Dindaaaaaa.... kamu pulang nak... Pak, Dinda pak." Ibu Sumini menghampiri Renata dan memeluk anak yang telah lama hilang sambil menangis tersedu-sedu. Teras yang semula kosong, kini dipadati para asisten dan tetangga yang mau melihat. Beberapa diantara mereka meneteskan airmata haru. Bagaimana tidak? Kehilangan Dinda saat itu membuat sang ibu sempat menderita stroke selama hampir 2 tahun.
Dinda diam terpaku, namun air matanya entah kenapa tiba-tiba jatuh mengalir di pipinya yang mulus dan putih.
"Ibu? " Renata yang masih belum memahami semua kejadian ini, hanya bisa mengucapka 1 kata.
"Iya, aku ibu kamu nak." Andaikan Desia tidak memberitahu tentang lupa ingatan yang diderita Dinda, mungkin sang ibu akan marah-marah. "Ayo masuk dulu. Nak Arya ayo masuk, jangan sungkan." Ibu menggandeng tangan Arya yang sedang berdiri terdiam terharu melihat ibu gembira luar biasa melihat kedatangan Dinda.