"Keluarlah, aku ingin bicara sebentar." Rico yang sudah berada di depan pintu apartemen Siska, mengirimkan pesan tertulis. Langsung centang biru dua.
"Mau apa lagi kamu?" Balas Siska
"Bicara, sebentar saja." Pinta Rico sambil terus mengetik huruf demi huruf.
Layaknya jaman dulu yang komunikasi hanya bisa lewat tulisan, dua orang dewasa itu pun saling mengirimkan teks padahal hanya terpisah kayu tebal mewah berbentuk persegi panjang berdiri kokoh diantara mereka berdua.
"Tunggu." Siska memutuskan untuk memberi Rico kesempatan berbicara. Karena diapun ingin mempertegas hubungan yang sempat kandas namun entah bagaimana sambung kembali.
Rico mengepalkan tangan kanan kebawah sambil berteriak, "Yesss" dengan suara tertahan. Pintu pun terbuka dan Rico masuk dengan langkah panjang dan tegap.
"Dimana Adam?" Rico mengedarkan pandangan kesekeliling mencari keberadaan anak semata wayang. Sayangnya, batang hidungnya tidak kelihatan.