Arya berdiri di persimpangan jalan. Matanya tidak terlepas melihat arloji ditangan berulang-ulang. Seharusnya Dinda sudah keluar dari kantor.
"Arya?" Oh disana rupanya sang gadis pujaan. Sedang berlari-lari kecil menghampiri dirinya. Namun, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam besar berhenti mendadak disebelah Dinda. Satu orang lelaki keluar dari sisi sebelah penumpang dan menarik Dinda masuk kedalam mobil. Dinda berteriak memanggil-manggil namanya. "Aryaaaaa."
Dindaaaaaaa.....
Arya terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi yang selalu datang setiap malam. Keringat dingin membasahi keningnya. Arya bangkit dari kasur ingin menuju dapur. Arloji di nakas masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Sayup-sayup terdengar suara pintu terbuka. Posisi kamar Arya yang berada di lantai 2, memungkinkan dirinya bisa melihat apa yang ada dilantai bawah tanpa harus turun. Arya mengambil jubah tidurnya dan segera keluar kamar. Dibawah sana, matanya melihat Shelly yang mabuk alkohol seperti biasa.