"Ar, gak lama kan nunggu aku?" Dinda langsung menghampiri Arya yang masih fokus dengan tab nya.
"Ngga, mau minum dulu atau langsung saja?" Arya menyimpan tab nya ke dalam tas hitam kecil yang biasa dibawanya kemana-mana.
"Langsung saja. Sudah bayar minumannya?"
"Beres." Arya berdiri dan menggandeng tangan Dinda keluar kafe. Kepalan tangan besar yang lembut itu membuat Dinda merasa nyaman setiap didekat Arya. Ah, kenapa aku baru tau sih Arya seromantis ini? Dulu dia anak yang pendiam tapi mendadak jahilnya kumat kalau ada Dinda didekatnya. Kumpulan wanita yang salah satunya tadi sempat mengadakan agresi nan agresif menatap dari kejauhan tanpa berkedip. "Oh, pacarnya anak lantai 25." Salah satu dari mereka berseloroh.
-----
"Makan dulu ya." Arya membelokkan mobilnya ke salah satu resto terdekat.