"Dia salah seorang klien ku di perusahaan. Orangnya agak kaku dan terlalu pendiam. Tapi justru itu yang aku suka dari cowok. Penuh misteri dan berkharisma." Tasya mengangkat kedua tangannya layaknya pembaca puisi diatas panggung dengan mulut komat-kamit.
"Good luck deh. Smoga awet dan jadian. Secara kamu mah orangnya bosenan." Timpal Dinda.
"Ngga kali ini ngga akan. Oya, kamu bilang mau cerita apa? Sepertinya misterius sekali." 2 cangkir kopi plus beberapa cemilan datang tertata manis dihadapan dua gadis penyuka kuliner tapi body tetap langsing.
"Arya nembak aku semalam." Uhuk kopi di mulut Tasya hampir muncrat ke wajah Dinda.
"Seriously??? Wah, akhirnya gentle juga dia." Tasya melotot setengah tidak percaya setengah senang. Karena sepupunya yang dokter itu akhirnya berani juga mengutarakan isi hatinya ke sahabatnya itu.
"Aku harus bagaimana ya Tas?" Ada kebingungan mendera Dinda sambil mengaduk-aduk cofee latte dihadapannya.
"Bagaimana apanya? Kamu gak suka Arya? Apa dia kurang tampan? Jangan bilang kalau kamu masih berharap ke Rico playboy itu yaa?" Tasya menyipitkan matanya.
"Nggalah, entah kenapa rasa ke Rico sudah hilang begitu saja, hehehe. Aku sudah gak mikirin soal cinta-cintaan lagi, Tas. Di otakku sekarang cuma ngumpulin duit sebanyak-banyaknya buat ibu bapak dan adik-adik juga tabungan pribadi."
"Ya tapi kamu juga harus mikirin masa depan, Din. Usia kita sudah gak remaja lagi. Kita butuh hubungan ke pria yang pasti dan serius." Percakapan serius dua gadis yang sama-sama masih jomblo itu berlangsung hampir 2 jam lamanya. Hingga tanpa sadar suara seseorang mengagetkan mereka.
"Gabung boleh nih....."
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab ＼(^o^)／
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel