Dinda duduk di lobby gedung menunggu Arya menjemput. Status mereka sebenarnya hanya teman biasa, bagi Dinda. Tapi karena Arya hampir setiap hari antar jemput Dinda berangkat dan pulang kerja, orang-orang yang melihat pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih. Meski Dinda dan Arya tidak pernah terlihat saling bergandengan tangan.
"Sudah lama menunggu?" Arya mulai menstarter mobilnya.
"Engga kok, biasa saja." Dinda tersenyum menenangkan pak dokter disebelahnya.
"Kamu gak perlu antar jemput aku terus Ya. Memangnya pacar kamu gak marah? " Dinda bertanya dengan lembut.
"Pacar aku kan kamu, hahahaha." Arya tertawa tanpa dosa. Entah dia sadar atau tidak, ada hati yang tiba-tiba membeku mendengar ucapan asalnya.
"Maksudnya apa?"
Arya menepikan mobilnya ke pinggir jalan dibawah rindangnya pohon perumahan mewah yang mereka lalui.
"Din, kamu mau gak jadi pacar aku?" Arya menghadapkan tubuhnya ke gadis yang duduk disebelahnya. Gadis lugu dengan polesan make up tipis-tipis yang saat itu memakai rok lipit dibawah lutut warna orange segar dengan kemeja putih lengan pendek. Simple tanpa terkesan unsur seksi dan buka-bukaan tapi terlihat cantik natural.
"Aku....kamu nembak aku?" Dinda menatap Arya ragu.
"Sebenarnya aku sudah lama ingin nembak kamu. Tapi nyari moment yang tepat itu susah juga ternyata, hehehe." Senyuman Arya nyaris meruntuhkan pertahanan Dinda yang selama ini tidak terhitung banyaknya yang berharap jadi pacarnya.
"Kenapa aku? Bukannya kamu ada Shelly? Aku tahu dia naksir kamu."
"Memangnya kalau ada jutaan perempuan naksir aku, aku harus terima mereka?" Arya mulai menunjukkan kesombongannya yang Dinda anggap lucu karena Arya sambil membetulkan letak duduknya.
"Kamu gak nyesel nanti pacaran sama aku yang tidak secantik para fans mu?" Dinda kembali menegaskan.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel