Rindu Titian Oca Agustin pagi ini ia sedang bersiap-siap ingin berangkat bekerja, karena hari ini ada pemotretan iklan. Ia sedang menikmati nasi goreng telor mata sapi buatan Ibunya. Bibirnya senyam senyum jika membalas pesan dari kekasihnya yang bernama Gregi Lozenzas Maxwell. Mereka sudah menjalin hubungan selama tiga tahun. Gregi seorang Ceo. Memiliki Pabrik Garmen WWGI. Atau sering di sebut Word Wird Garment Industry. Rindu sangat mencintai Gregi, begitupun sebaliknya Gregi juga sangat mencintai Rindu.
Makan pagi pun sudah selesai, Rindu duduk di depan rumah kecilnya. Ia sedang menunggu Gregi kekasihnya. Setiap pagi memang selalu menjemput Rindu jika tidak sibuk. Tidak lama kemudian Gergi sudah datang, ia memarkirkan mobilnya tepat depan rumah Rindu.
Rindu beranjak berdiri ingin menghampiri kekasihnya. Bibirnya mengembangkan senyuman paginya untuk Gregi kekasih yang sangat ia cintai. Rindu berteriak memanggil kedua orang tuanya, "Ma Pa Rindu berangkat ya!" Teriak Rindu memanggil kedua orang tuanya.
Kemudian Rindu memasuki mobil Gregi, "Pagi Baby," sapa Gregi sembari mencium pipi putih Rindu.
Rindu juga membalasnya, "Pagi juga Darling, ganteng banget sih hari ini," ucap Rindu memuji ketampanan kekasihnya.
"Memangnya setiap harinya aku tidak tampan ya hem!" Goda Gregi, memajukan wajahnya ingin mencium bibir Rindu.
"Udah ayo jalan nanti aku telat di omeli sama Mba Yeyen."
"Siap Nona, isi bensin dulu sini," ujarnya memajukan bibirnya ingin mencium bibir Rindu. Rindupun memberi ciuman paginya.
Mobil Gregi melajukan menuju kearah gendung Green Link tempat Rindu pemotretan. Di perjalanan Rindu tidak lepas dari senyum manisnya, bahkan duduknya dempet banget dengan Gregi. Ia memeluk lengan Gregi begitu erat. Sampe Gregi di bikin keheranan. Tidak seperti biasanya sifat Rindu begini. Seperti ingin mau pergi kemana gitu.
"Gregi kamu mencintai aku tidak? Kamu sayang aku tidak?"
"Kamu tidak usah bertanya begitu baby, kamu pasti tau jawabannya. Ya aku sangat mencintai dan menyayangimu. Ada apa sih kamu aneh gini hem?"
"Nggak apa-apa sih, aku cuma ada firasat saja tentang hubungan kita. Aku takut kehilangan kamu Gregi." Lirih rindu dengan pelan.
Ada apa dengan Rindu? Kenapa sifatnya aneh begini! Batin Gregi.
"Kamu kenapa sih aneh banget pagi ini? Jangan mikir yang tidak-tidak. Aku tidak akan meninggalkan mu baby. Aku sangat mencintaimu."
"Terima kasih kamu sudah mecintai dan menyayangi ku Gregi." Ujarnya sembari menpererat pelukannya.
Mobil yang di kendarai Gregi sudah sampai di gedung tempat Rindu pemotretan. Rindu melepaskan pelukannya dan ganti mencium pipi Gregi. "Kerja baik-baik ok! Jangan telat makan siang. Nanti Maag mu kambuh lagi," pesan Gregi. Lalu Gregi memeluk dan mencium bibir Rindu.
"Siap bos," ujarnya memberi tanda hormat.
Rindu keluar dari mobilnya Gregi, ia melambaikan tangan. Setelahnya Gregi meninggalkan Gedung Green Link. Mobil Gregi sudah tidak terlihat lagi. Tapi Rindu masih memperhatikannya. Gregi firasat aku mengatakan jika hubungan kita akan ada badai. Tapi aku tidak tau badai seperti apa? Dan aku tiba-tiba takut kehilangan kamu Gregi. Gumam Rindu. Lalu ia mengembuskan nafasnya pelan dan melangkah masuk kedalam.
Rindu langsung menuju keruang make up atau ruang ganti. Ia mencari Ega Kusuma sahabat sekaligus asistentnya. Ega teman yang setia selalu ada untuk Rindu curhat.
"Ega rapiin rambut gue donk!"
"Hai pagi Rin,"
"Pagi juga, Mba Yeyen kemana?"
"Ada di ruangannya, lagi ada tamu sepertinya."
"Tamu! Sepagi ini?" Tanya Rindu.
"Iya, maksud gue itu ia sedang mengecek emailnya. Ada orang yang nawarin bisnis. Mungkin lo nanti yang jadi modelnya."
"Ah lo sok tau Ga,"
"Ya udah tunggu info dari Mba Yeyen aja," ucap Ega sembari mencatok rambut Rindu. Rambutnya emang sedikit bergelombang.
Pintu ruang make up terbuka masuklah Yeyen menghampiri Rindu. Benar dugaan Ega, Rindu yang akan menjadi modelnya. Rindu tidak menolak, ia memang sedang butuh ekonomi buat sekolah adik lekaki satu-satunya. Rindu akan membahagiakan adik tunggalnya, membahagiakan kedua orang tuanya.
"Rindu besok lo yang jadi modelnya ya, tadi ada tawaran promotion Jaket kulit musim dingin."
"Iya Mba," jawab Rindu.
"Ok, sekarang cepat bersiaplah, Gana sudah menunggumu."
"Siap mba!"
Rindu mengganti pakainnya dengan di bantu oleh Ega. Kemudian ia keluar menhampiri Gana yang sudah menunggunya. Ia memakai Dress selutut tanpa lengan dengan sepatu helnya yang tinggi 7cm. Tidak terlalu tinggi karena Rindu sudah tinggi, ia mengikuti arahan Gana.
Cekrek
Cekrek
Cejrek
Cekrek
Begitu terus sampai ganti baju enam kali. Rindu beristirahat dulu bergantian dengan Wulan yang di ambil gambarnya. Rindu sedang duduk di sofa, sembari memainkan Hanphonenya. Ia lagi menbuka istragamnya. Ia liat-liat postingan Gregi.
Gregi tadi post foto dia dengan dirinya. Captionnya sangat mengharukan. Bibirnya tertarik kesamping melihatkan senyum bahagia. Yang like sangat banyak dan memberi doa agar hubungannya langgeng terus.
Waktu begitu tidak terasa, tiba-tiba saja hari sudah malam. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Pemotretan pun selesai. Rindu berada di lobby sedang menunggu kekasihnya yang akan menjemputnya. Ia memegangi perutnya yang terasa perih. Ini gara-gara tadi siang ia makan rujak pedas saat makan siang. Pasti Gregi nanti akan merahinya jika tau.
Mobil Gregi sudah tiba, ia keluar untuk membukakan pintu buat Rindu. Gregi mengernyitkan keningnya. Melihat wajah Rindu yang pucat penuh keringat.
"Baby kamu kenapa? Perutmu sakit lagi?"
"Iya Gi sakit, perih banget." Lirihnya
"Kamu pasti telat makan lagikan! Ayo cepat masuk kemobil, kita ke Rumah sakit."
"Aku nggak apa-apa Gi, nanti minum obat juga sembuh kok."
"Maaf tadi siang aku makan rujak pedas," Cicitnya sembari menundukkan kepalanya karena takut .
"Hemmmmm bagus itu, besok makan lagi ya, yang banyak!"
Rindu hanya menunduk tidak berani menatap wajah tampan kekasihnya. Mobil pun meninggalkan area Gedung Green Link. Rindu tidak tau akan Gregi bawa kemana. Ia hanya diam memandangi lampu kerlap kerlip lewat kaca jendela. Padahal ia tau ini bukan jalan pulang kerumah.
Ternyata Gregi mengajaknya ke Restaurant cepat saji. Ia akan mengajak makan malam dulu sebelum pulang.
Rindu dan Gregi sedang menikmati makan malamnya. Tidak ada pembicaraan, hanya bunyi garpu dan sendok bergenting.
"Cepat abiskan makananmu, aku ketoilet dulu ya!" Rindu mengangguk dan segera menyelesaikan makannya. Di tengah jalan Gregi sedang bertabrakan dengan seorang wanita cantik.
"Maaf-maaf anda tidak apa-apa!" Ucap Gregi sembari membantu mengambil barang-barang yang berserakan. Gadis yang di tabrak tidak marah, malahan tersenyum.
"Aku tidak apa-apa, maaf ya," ujarnya.
Gadis itu adalah Keke Mahariani, ia cantik dan manis. Gregi menyerahkan barang yang ia ambil. Lalu ia memberikanya sama Keke. Kemudian ia pamit. Rindu melihatnya, sedari tadi ia memperhatikannya. Kenapa perasaan gue tidak enak? Ya Tuhan moga hubunganku baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa. Hati Rindu membatin
Gregi sudah kembali, ia memanggil pelayan untuk membayar tagihannya. Setelah selesai membanyarnya Gregi mengajak Rindu pulang. Rindu malam ini ingin menginap ke apartementnya Gregi.
Mereka telah sampai di apartement Gregi yang berada di Tebet. Gregi mengambil obat dan air mineral untuk Rindu. Obat penghilang sakit maag, sewaktu-waktu penyakit Maag Rindu selalu kambuh. Karena Rindu tidak bisa menjaga makan. Jika bukan Gregi yang selalu mengingatkan untuk minum dan makan, Rindu selalu telat makan.
Setelah minum obat Rindu pergi kekamar mandi ingin berendam dengan air hangat. Gregi sedang di ruang kerjanya. Lama berendam sampe Rindu ketiduran di Bathtub. Gregi mengetuk pintunya, namun tidak ada jawaban dari Rindu.
Gregi masih mengetuk sampe keras, tetapi Rindu masih tidak mendengarnya. Gregi kawatir, ia langsung mendobrak pintunya. Pintu terbuka, ternyata Rindu pingsan dalam bathtub. Gregi langsung mengambil handuk untuk menutupi tubuh Rindu yang telanjang.
Gregi membopongnya keluar dan di tidurkan di atas ranjangnya. Gregi mengeringkan badannya, memakaikan pakaiannya. Kemudian ia menelphone dokter Haris Kurniawan.
Dokter sudah datang dan langsung memeriksa Rindu. Dokter bilang Rindu gejala Usus buntu. Ia pingsan karena menahan rasa sakit pada perutnya yang memlilit. Gregi terkejut, saat mendengar penjelasan dokter bilang Usus buntu. Selama ini Gregi taunya Rindu punya penyakit maag saja. Kenapa Rindu tidak memberi taunya?
☆☆☆
Rindu terbangun di temgah malam karena merasa haus. Gregi tidur di sampingnya sembari memeluknya. Rindu tersenyum, mengelus tangan Gregi yang berada di atas perutnya. Ia bangun mengambil air yang sudah Gregi siapin di nakas samping ranjangnya. Gregi ikut terbangun, merasa ada yang bergerak.
"Sayang kenapa bangun hem?"
"Aku haus pengen minum!"
"Oh ya dah minum airnya terus tidur lagi."
"Gi makasi ya udah mau pacaran sama orang penyakitan seperti aku," cicitnya.
"Ssssttt! Kamu ngomong apaan sih, penyakit itu bukan mau kamu. Makanya jaga makan dan jangan malas minum obatnya biar cepet sembuh. Ucap Gregi sembari membaringkan Rindu kembali. Lalu Gregi menindih Rindu, mencium kening Rindu, kedua matanya, pipinya, hidungnya dan yang terkhir bibir Rindu.
Ciumannya berganti dengan ciuman panas, Gregi melumatnya, mencecapnya menghisapnya sampai Rindu kehabisan nafasnya. Lidah Gregi beradu dengan lidah Rindu. Tangannya menerobos masuk kedalam baju Rindu. Ia meremas payudaranya Rindu bergantian, Rindu melenguh. Ciumannya terlepas, lalu keduanya terengah-engah dan saling menatap.
"Aku menginginkanmu malam ini sayang!" Ucap Gregi meminta ijin Rindu.
Rindu mengangguk pelan. Gregi kembali mencium bibir Rindu. Turun ke lehernya. Mencecapnya. Memberi tanda merah kepimilikkannya. Gregi membuka baju dan Bra Rindu, lalu ia lemparkan kelantai dengan asal.Â
Keduanya sudah telanjang bulat, ciumannya semakin bertambah panas. Gregi menhisap payudara Rindu, memainkan niplenya. Desahan dan lenguhan keluar dari mulut Rindu. Mendengar desahan Rindu. Gregi semakin bertambah gairahnya. Ia memasukan jarinya ke milik Rindu. Memainkan klitoris Rindu.
"Aahh ssttt uughhg Gregi," Desah Rindu.
"Yes Babe call my name again."
"Gregi!"
Gregi masih memainkan milik Rindu, memaju mundurkan kedua jarinya. Sembari melumat kedua payudara Rindu bergantian. Rindu berteriak karena sudah mencapai pelepasannya. Gregi menghisapanya. Kemudian dengan tidak sabar Gregi memasukan miliknya kedalam milik Rindu.
"Arrgghh ugghhh," desah Rindu, tangannya nenarik leher Gregi untuk di peluknya. Lalu bibir Gregi di arahkannta ke putingnya yang menegang. Gregi menghisapanya dengan rakus. Sembari menggerakkan pinggulnya maju mundur. Mereka berdua sangat menikmati malam yang indah ini.
Keduanya sama-sama berteriak karena mencapai pelepasannya. Lalu Gregi menyatukan benihnya dengan milik Rindu. Kemudian Gregi ambruk di atas tubuh Rindu. Dan berkata, "Aku mencitaimu Baby, sangat mencitaimu."
Mereka berdua mengulang sampai beberapa kali, ada lima ronde mungkin. Sampai Rindu kelelahan tidak memiliki tenaga lagi. Gregi membuatnya kelelahan. Selalu saja tidak cukup hanya sekali jika sudah menyatu dengan Rindu.
Saat ini keduanya sedang terlelap, karena kelelahan. Saking nyenyaknya mereka tidak merasakan sinar matahari yang menyorot ke wajah kedua orang yang saling berpelukan.
Gregi menggeliat, dan mempereratkan pelukannya. Karena suhu dalam kamarnya begitu dingin dari AC. Semalam Gregi menambahkan suhu dinginnya AC. Akibat percintaannya begitu sangat panas, jadi ia menambahkan suhunya.
Handphonenya Gregi berbunyi tanda ada panggilan masuk. Mungkin dari asistentnya untuk membangunkan atasannya. Mengingat jam sudah menunjukan pukul delapan pagi. Tapi Gregi belum bangun juga, padahal hari ini ada meting dengan kleyennya.
Gregi membuka kedua matanya, lalu ia mengangkat panggilan dari asistentnya. Gregi hanya menjawab 'hemm' saat mendengar asistentnya bicara.
Panggilan pun terputus, Gregi melepaskan pelukan Rindu dengan pelan, agar Rindu tidak bangun. Rindu juga nanti ada pemotretan jam sepuluh pagi. Gregi akan membangunkannya nanti jam sembilan. Kasihan Rindu masih kelelahan.
Gregi masuk kekamar mandi ingin membersihkan diri. Setelah selesai ia keluar dari kamar mandi menggunakan handuk di lilitkan di pinggangnya. Rindu masih terlelap begitu nyenyak, Gregi jadi tidak tega untuk membangunkannya. Tapi Rindu ada pemotretan, ini sudah siang juga.
"Sayang bangun sudah pagi, katanya ada pemotretan promo jaket hem! Ayo bangun terus mandi sayang." Dengan lembut Gregi membangunkan Rindu.
"Eeggh, masih ngantuk!"
"Ayo cepat bangun, nanti malahan aku menidurimu lagi loh kalau seperti ini. Apa lagi kamu masih telanjang hem!" Goda Gregi dan mendekati ke wajah Rindu ingin menciumnya. Kedua tangan Gregi pun mengungkung tubuh Rindu.
Mendengar godaan kekasihnya, akhirnya Rindu bangun dan bersender di kepala ranjang. "Aku masih lelah Gregi, kamu semalam gempor terus ga ada hentinya." Dumel Rindu kesal.
"Hmmmm sorry baby, abisnya kamu nikmat banget sayang ckckck peace." Ucap Gregi sembari mengedip-ngedipkan matanya. Lalu Rindu memukul wajahnya dengan bantal. Dan Gregi membopong Rindu menuju kamar mandi. Ia menjeburkan Rindu di Bathtub yang sudah Gregi siapkan air hangatnya.
Gregi meninggalkan Rindu mandi, dan ia keluar ingin bikin sarapan buat mereka berdua. Hanya sarapan simple saja, Sandwich dan susu Almond.
Rindu sudah siap, lalu ia keluar nyamperin kekasihnya yang sudah menunggunya. Rindu mencium pipi Gregi dan duduk di hadapannya. "Makasi Babe," ucap Rindu.
Mereka berdua menikmati makan paginya, sembari berceloteh. Menanyakan pekerjaan satu sama lain.
"Sayang kamu tinggal di sini saja kenapa sih! Biar tiap malam aku dapat jatah!"
"Omg Gregi kamu nggak bosen!"
"Aku tidak akan pernah bosen menikmati tubuh indahmu itu sayang, bahkan sekarang juga aku masih ingin menerkammu di atas meja makan ini." Kata Gregi sembari menaik turunkan alisnya. Karena kesal Rindu melempar serbet kearah wajah Gregi. Yang di lempar cuma cengengesan.
Jika di lihat mereka berdua sangat bahagia, tetapi firasat Rindu mengatakan jika kebahagian ini akan menjadi kesedihan. Rindu hanya berdoa saja semoga hubungannya baik-baik saja. Tidak ada badai apapun, Rindu akan lupain mimpi buruknya. Mimpi jika Rindu berpisah dengan Gregi. Dalam mimpi Gregi sangat membenci Rindu.
Rindu tidak mau hal itu terjadi, ia sangat mencintai kekasihnya. Ia tidak mau kehilangan kekasihnya.
BERSAMBUNG.