Chereads / One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas) / Chapter 48 - Chapter 48 - Tak Terduga

Chapter 48 - Chapter 48 - Tak Terduga

Beberapa waktu berlalu sejak Ouroboros Pirates meninggalkan East Blue.

Di East Blue, mereka datang ke Desa Cocoyasi untuk menjemput Nojiko.

Nojiko yang baru bergabung saat ini sudah cukup terbiasa dengan pelayaran dan berhubungan baik dengan para kru lainnya. Apalagi ada banyak sesama wanita di kru, jadi Nojiko tidak canggung dan bisa cepat beradaptasi.

Di East Blue, Ouroboros Pirates juga sempat singgah sebentar ke Desa Shimotsuki yang mana adalah rumah Kuina.

Saat ini mereka kembali berlayar mengarungi paruh pertama Grand Line, Paradise.

Suatu hari, Nojiko yang baru saja mandi bersama Muse berkata pada Lepus.

"Lepus-san, persediaan air kita sepertinya hampir habis."

"Oh, baiklah...."

Setelah mendengarkan Nojiko, Lepus lalu berseru pada Ryzer yang berada di sarang gagak.

"Ryzer, cari pulau terdekat dari sini!"

"Baik, Kapten!"

Mendengar perintah Kapten-nya, Ryzer pun mengambil teropong untuk mencari pulau terdekat.

Dan tak lama kemudian, Ryzer melihat pulau dan dia pun berseru pada Lepus.

"Kapten, ada pulau yang sepertinya tak berpenghuni di arah jam 10 dari posisi kita!"

Mendengar itu, Lepus mengangguk lalu berseru pada Boris yang memegang kemudi kapal.

"Baiklah. Boris, arahkan kapal! Kita singgah sebentar di pulau itu!"

"Baik!"

Boris menerima perintah dan mengarahkan kapal menuju ke arah pulau yang dimaksud.

Beberapa lama kemudian, kapal Jormungandr sampai di dekat pulau itu. Tapi, karena di perairan sekitar pulau itu ada banyak karang dan dangkalan, Lepus memerintahkan untuk berhenti cukup jauh dari pulau.

Kemudian Lepus berkata pada kru-nya.

"Kalian tetaplah di kapal. Aku akan mencari sumber air."

Karena kapal tidak bisa berlabuh di pesisir pulau, mereka pun tak punya pilihan selain hanya Lepus yang pergi karena Lepus satu-satunya yang bisa membawa tong air besar dengan mengandalkan gap-nya. Lepus pun pergi sendirian ke pulau itu.

~~~

Sesampainya di pulau, Lepus segera mencari sumber air dan dia berhasil menemukannya.

Dan saat Lepus membersihkan semak belukar di sekitar sumber air itu, Lepus menemukan sesuatu yang membuatnya tercengang!

"Ini, kan!?"

Sesuatu itu adalah berbentuk limas kecil seukuran tangan, berwarna kelabu gelap, bertangkai hijau, dan diselimuti pola garis-garis hitam berulir. Melihat penampilan sesuatu itu, Lepus tentu menyadari itu apa.

"Buah iblis!"

Lepus lalu tersenyum masam sambil memungut buah iblis itu.

"Aku tak mengira bisa seberuntung ini."

Lepus kemudian menyimpan buah iblis itu di dalam penyimpanan di gap-nya, lalu melanjutkan membersihkan semak-semak dan mengisi tong air yang dia bawa dengan air jernih dari sumbernya.

Setelah beberapa lama, Lepus merasa bosan hanya diam menunggu tong air besar penuh terisi. Dia pun memutuskan untuk menghabiskan waktunya.

"Hmm.... Aku jalan-jalan sebentar."

~~~

Lepus berjalan-jalan menjelajah ke sisi lain di balik gunung di pulau itu.

Beberapa lama kemudian, dia menemukan aliran sungai kecil berair panas. Dan karena penasaran mata airnya di mana, Lepus pun menyusuri aliran sungai air panas itu hingga ke hulunya.

Saat sampai di hulu sungai air panas yang sepertinya adalah sebuah kolam air panas, Lepus terperangah.

".... !!!???"

Lepus bukan terperangah karena kolam air panas itu, melainkan karena dia melihat ada seseorang yang telanjang bulat berendam di sana.

Seseorang itu adalah wanita. Wanita itu berambut hitam lurus panjang, parasnya cantik jelita, kulitnya seputih salju, dan tubuhnya langsing dengan proporsi sempurna atas maupun bawah. Tidaklah aneh jika mengatakan wanita itu adalah perwujudan dari Dewi Kecantikan yang turun ke bumi.

Lepus terperangah tak bisa berkata-kata melihat wanita secantik dewi ini. Karena Lepus mengenali wanita ini siapa!

Wanita itu pun juga sangat terkejut ada orang yang datang ke kolam air panas ini. Apalagi orang yang muncul ini adalah laki-laki.

"Laki-laki!? Kurang ajar!"

Wanita itu murka dan tiba-tiba melepaskan aura tekanan kuat ke arah Lepus.

Lepus yang merasakan aura tekanan ini menyadari ini apa. Yaitu Haoushoku Haki! Lepus pun melawan balik dengan Haoushoku Haki-nya sendiri.

"Haoushoku!?"

Wanita itu cukup terkejut Lepus ternyata juga memiliki Haoushoku Haki. Dan bahkan dia merasakan kalau Haoushoku Haki milik Lepus lebih kuat darinya.

Wanita itu pun menggunakan cara lain untuk menundukkan Lepus. Dia mengulurkan kedua lengannya ke depan dan membentuk hati dengan kedua tangannya, lalu berseru.

"Mero Mero Merrow!!"

Lepus sekali lagi tahu apa yang wanita itu lakukan, dan dia pun juga bertindak!

"Batas Nafsu-Suci!"

Lepus menekan nafsu birahinya dengan kekuatan Batasannya.

Wanita itu sekali lagi terkejut!

"Kau tidak membatu!?"

Melihat yang seharusnya terjadi tidak terjadi, wanita itu kembali mengubah caranya. Kali ini dia membuat hati pink besar dan kemudian menariknya seperti busur.

"Slave Arrow!"

Wanita itu melepaskan busur hati itu yang kemudian terpecah dan berubah menjadi banyak anak panah pink yang melayang ke arah Lepus.

Lepus pun juga tidak diam saja.

"Batas Fantasi-Realita!"

Wanita itu kembali terkejut! Kali ini anak panah pink yang dia tembakkan bahkan tidak menancap ke tubuh Lepus dan justru hanya menembusnya seakan-akan Lepus hanyalah ilusi kosong.

Wanita itu pun semakin marah dan tak terima. Dia pun kali ini bergerak melompat dan menendang ke arah Lepus.

"Perfume Femur!"

Lepus pun juga bergerak menghindari tendangan wanita itu.

Lepus kemudian berkata pada wanita itu.

"Oi! Hentikan! Aku tak sengaja! Aku mana tahu kalau ada wanita mandi di sini!"

Mendengar pengakuan Lepus, wanita itu bukannya berhenti amarahnya, justru semakin naik.

"Terserah! Kau harus mati! Perfume Femur!"

Wanita itu tak peduli dan terus menyerang dengan menendang ke arah Lepus berkali-kali tanpa henti.

Lepus pun pada akhirnya juga kehabisan kesabaran.

"Gah! Aku bilang hentikan, wanita sialan!"

"Hmph!"

Tapi wanita itu tetap berusaha menyerang Lepus.

Lepus pun akhirnya menyerang balik. Dia menahan dan menangkap wanita itu, kemudian dengan menggunakan kekuatan Batasannya, dia mengekang wanita itu.

"Batas Gerak-Diam! Batas Sunyi-Gaduh!"

Wanita itu pun di dalam hatinya sangat terkejut dia tiba-tiba tak bisa bergerak dan bicara! Dia pun hanya bisa diam dan melototi Lepus di hadapannya.

Lepus tak mempedulikan tatapan tajam wanita itu dan menenangkan diri.