Melihat keharmonisan dari keluarga Haziel membuat amarah Lusiana tidak lagi bisa di bending lagi. Di dalam mobil terlihat wanita itu meremas dresnya dengan kuat. Matanya sudah berkaca-kaca dengan dada yang sesak.
"Hazi, dia memanggilnya dengan sebutan Hazi. Huh … begitu mudahnya wanita itu menyebutnya dengan sebutan itu!" ujar Lusiana dengan menggertakan giginya.
"Lusi, are you ok?" tanya temanya dengan hati-hati.
Lusiana menengok ke arah sang teman dengan tatapan tajam penuh kemarahan. Betapa takutnya dia saat melihat raut wajah Lusiana yang penuh amarah.
"Setelah kau melihat adegan kemesraan itu apakah masih terlihat baik-baik saja, huh!" bentak Lusiana dengan suara tinggi.
"So-sorry …. Aku hanya ingin memastikan jika kau baik-baik saja dan ingat akan rencana kita," ujarnya mengingatkan akan rencana mereka.
Lusiana memejamkan matanya, lalu kembali teringat akan rencananya akan merebut Haziel dan keluarganya. Lusiana pun meminta supirnya pergi ke sebuah bar saat itu juga.