Pagi yang indah disebuah desa yang tak diketahui letaknya, Delilah bangun dengan semangat baru. Semalaman ia berada dalam pelukan hangat James Harristian yang juga memberinya ciuman panjang yang lembut. Hati Delilah yang awalnya keras menghadapi James, kini mulai luluh. Rasanya ia mulai percaya pada Oliver bahwa pemimpin Daga Nero itu memang menyukainya.
Usai melepaskan pelan rangkulan James padanya, Delilah berusaha untuk duduk dan keluar dari ranjang sempit tempat mereka tidur. Tapi tangan James kemudian menarik Delilah kembali sehingga ia berbaring menyamping lagi.
"Mau kemana?" tanya James dengan suara khas bangun tidur yang berat dan seksi. Delilah seketika merona melihat James yang perlahan membuka matanya.
"Aku... mau mandi," jawab Delilah nyaris berbisik. Matanya menunduk lagi seolah malu jika mengingat yang terjadi semalam pada mereka.